Channel9.id-Jakarta. Penelitian dari Oxford mengatakan bahwa vaksin AstraZeneca kurang ampuh untuk melawan virus Covid-19 varian baru, Afrika Selatan menghentikan vaksinasinya. Penemuan ini membuat seluruh dunia menjadi ragu akan keefektifan vaksin AstraZeneca.
Menanggapi hal ini, para petugas kesehatan dari seluruh dunia mengeluarkan pernyataannya. CEO dari Coalition for Epidemic Preparedness Innovations, perusahaan yang ikut memimpin program COVAX yang menyediakan vaksin ke negara-negara miskin, Richard Hatchett mengeluarkan pernyataannya.
“Masih terlalu dini untuk menghentikan vaksin ini,” ujarnya. “Tentu saja dunia ini dipenuhi oleh virus-virus yang vaksin AstraZeneca masih bisa obati,” tambahnya.
Professor Salim Abdool Karim, ketua Komite Penasihat Kementerian Afrika Selatan juga mengatakan bahwa masih terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa vaksin AstraZeneca tidak bisa mencegah penyakit serius yang disebabkan oleh virus baru tersebut.
Baca juga : Vaksin AstraZeneca Tak Mampu Melawan Covid-19 Jenis Baru di Afrika Selatan
Jika vaksin AstraZeneca benar tidak dapat bekerja dengan baik dalam melawan virus COVID jenis baru ini, maka ini bisa juga menjadi tanda bahwa vaksin-vaksin yang lain juga tidak dapat bekerja dengan baik melawan virus COVID yang baru ini.
Kesuluruhan pesan dari WHO (World Healt Organization) dan tenaga kesehatan lainnya adalah: jangan panik. Beberapa petugas kesehatan mengatakan bahwa penelitian yang dilakukan di Afrika Selatan itu kecil yang mana interval waktu dari dosis pertama ke dosis kedua hanya dalam kurun empat minggu, padahal bukti menunjukkan bahwa hasilnya makin membaik jika jangka waktunya diperpanjang.
“Hasilnya menjadi semakin jelas, semakin lama interval antara dosis pertama dengan kedua, maka semakin tinggi kemanjurannya,” ujar Kate O’Brien, Kepala Imunisasi WHO.
(RAG)
