Channel9.id-Jakarta. Pemilihan kepala daerah bukan sekedar kontestasi politik atau pesta demokrasi, tapi ajang yang tidak terpisahkan dengan bidang lainnya. Maka, ketika pemilihan digelar di tengah pandemi, ini juga tidak terpisahkan dengan pandemi itu sendiri. Bahkan Pilkada serentak, bisa jadi peluang untuk memobilisasi masyarakat, agar mereka jadi agen perlawanan terhadap Covid-19.
Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri Bahtiar dalam webinar tentang Pilkada, di Jakarta, Selasa (05/08).
“Pilkada ini justru momentum, untuk diubah menjadi peluang. Bagaimana Pilkada itu diubah bukan menjadi media penularan tapi justru menjadi gelombang untuk mobilisasi masyarakat agar menjadi agen perlawanan Covid-19,” katanya.
Menurut Bahtiar, tak hanya masyarakat, petugas pemilihan KPU yang jumlahnya mencapai 3 juta orang lebih juga akan menjadi agen perlawanan dalam melawan Covid-19. Mereka tidak hanya mensosialisaikan tahapan Pilkada, tapi sekaligus juga mensosialisasikan protokol kesehatan.
“Ini sangat membantu pekerjaan kawan-kawan gugus tugas, aparat pemerintah dan kita bagaimana masyarakat patuh pada protokol-protokol kesehatan. Kemudian tema-tema kampanye kita dorong soal peran kepala daerah dalam menangani Covid-19 dan dampak sosial ekonominya. Kita dorong masyarakat agar memilih calon kepala daerah yang memiliki visi misi program dan gagasan bagaimana menyelamatkan, membantu warga di tengah pandemi Covid-19,” jelas Bahtiar.
Bahtiar menuturkan, Pilkada Tahun 2020 memang berbeda dengan pemilihan sebelumnya, karena digelar di tengah pandemi. Negara lain, seperti Korea Selatan, sambungnya, tetap melangsungkan pemilihan di tengah pandemic. Dengan penerapan protokol kesehatan, pesta demokrasi di Korea bisa dikatakan sukses.
“Karena kesetiaan kita pada demokrasi maka ini (Pilkada) harus kita lanjutkan. Pertanyannya lanjutanya adalah hari ini kita sudah memiliki pemhaman yang cukup siapa itu Covid-19. Covid-19 ini ternyata bisa diatasi paling tidak dengan empat hal, jaga jarak, cuci tangan dengan air sabun dan alat bahan-bahan lainnya, kemudian selalu pakai masker, kemudian mencegah kerumunan sosial,” jelasnya.
Bahtiar menambahkan, kerumunan massa yang bisa menjadi potensi kluster penularan virus harus dicegah agar tidak menjadi sarana penularan baru.
“Kita hormat kepada teman-teman KPU, Bawaslu, DKPP yang telah membuat aturan Adaptasi Kebiasaan Baru atau membangun sistem baru untuk mencegah seluruh tahapan penyelenggaraan Pilkada Serentak 2020 ini tidak menjadi sarana yang terjadinya penularan itu,” paparnya.