Channel9.id – Jakarta. Kalau ada organisasi gerakan ibu-ibu yang usiannya hingga 50 tahun, salah satunya adalah PKK.
Organisasi ibu-ibu ini pernah mendapat penghargaan dari badan pendidikan dan kebudayaan dunia Unesco dan badan perlindungan anak Unicef.
Dalam ulang tahun emasnya ini, PKK tetap bersemangat untuk “Berbakti untuk bangsa dan berbagi untuk sesama”.
Hal inilah yang ditunjukkan Ketua Umum TP PKK Ny Tri Tito Karnavian yang menyebut, “PKK memang hadir untuk berbagi, bagi bangsa dan negara Republik Indonesia dengan mendukung program dan kebijakan pemerintah.”
Baca juga: Gerak Panjang Bakti PKK di Indonesia
Sejarah pengabdian emak PKK, nampak dari jejak-jejaknya. Selama PKK mengelola Posyandu, PKK mendapat medali Kesatria Bhakti Husada Aditya kelas I dari Depkes RI pada 1995, dan penghargaan Maurice Pate Award dari Unicef pada 1988, Sasakawa Health Prize dari WHO pada 1988. Sungguh sebuah prestasi yang luar biasa.
Kalau dihitung-hitung, PKK memiliki kader tak kurang bdari 6,5 juta orang,. Dan itu baru pengurusnya saja. Mereka yang menjadi anggotanya tentu bisa lebih banyak lagi. Para pengurus itu bekerja secara berjenjang dar tingkat pusat sampai ke tingkat Desa/Kelurahan. Di bawahnya, di tingkat RT/RW, jutaan kader PKK giat mengerjakan program “Dasa Wisma” dan program-program lainnya.
Sejarah mencatat perjalanan PKK yang sudah begitu panjang. Setiap tanggal 4 Maret lalu diperingati sebagai Hari Kesatuan Gerak PKK. Tahun ini, Tim Penggerak PKK merayakan hari Kesatuan Gerak PKK yang ke-50. Usia emas sebuah pengabdian.
Sejatinya, sejahtera PKK lebih tua dari ulang tahun Hari Kesatuan Gerak PKK. Hari Kesatuan gerak diambil dari sejarah pada 4 Maret 1972. Kala itu, Ibu Isriati Moenadi, Istri Gubernur Jawa Tengah, Moenadi, merasa bertanggung jawab terhadap kesejahteraan masyarakatnya.
Ibu Isriati Moenadi lalu berinisiatif membentuk PKK di Jawa Tengah, dari tingkat Provinsi sampai Desa dan Kelurahan. Dengan susunan pengurus, terdiri dari Istri Pimpinan Daerah, Tokoh Masyarakat, perempuan dan laki-laki, untuk melaksanakan 10 Segi Pokok PKK secara intensif.
Nyatanya usaha itu berhasil. Presiden Soeharto lalu memerintahkan Menteri Dalam Negeri, Amir Machmud, agar PKK dilaksanakan di daerah-daerah di seluruh Indonesia. Pada tanggal 27 Desember 1972 Menteri Amir Machmud mengirimkan Surat Kawat kepada Gubernur Jawa Tengah, dengan tembusan kepada Gubernur seluruh Indonesia, untuk membentuk PKK di setiap provinsi.
Awalnya, tanggal pengiriman surat kawat itu, 27 Desember 1972, yang dinyatakan sebagai Hari Kesatuan Gerak PKK, berdasarkan hasil putusan Rakernas IV PKK, yang dipimpin oleh Ketua Umum Ny. Odiana Rudini, pada tahun 1993.
Namun, pada tahun 2010, dalam Rakernas VII PKK yang dipimpin oleh Ketua Umum Ibu Hj. Vita Gamawan Fauzi, dihasilkan rumusan antara lain tentang : Penyesuaian dan penetapan Hari Kesatuan Gerak PKK dari tanggal 27 Desember menjadi tanggal 4 Maret.
Tapi, sekali lagi, sejarah PKK sudah tercatat sejak sebelum tahun 1972. PKK awalnya merupakan gerakan pembangunan masyarakat, yang bermula dari Seminar Home Economic di Bogor pada tahun 1957. Di sana dihasilkan rumusan 10 Segi Kehidupan Keluarga.
Hasil seminar itu lantas ditindaklanjuti oleh Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan pada tahun 1961, yang menetapkan 10 Segi Kehidupan Keluarga sebagai Kurikulum Pendidikan Kesejahteraan Keluarga yang diajarkan di sekolah-sekolah dan Pendidikan Masyarakat (PENMAS) sampai sekarang.
Pada bulan Mei 1962 di Desa Salaman Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah, didirikan Pusat Latihan Pendidikan Masyarakat (PLPM) untuk menyebarluaskan 10 Segi Kehidupan Keluarga. Itu juga merupakan salah satu tonggak penting gerakan PKK.