Nasional

Polri Terjunkan Anjing Pelacak hingga Tim Dokter untuk Misi Kemanusiaan Gempa Turki-Suriah

Channel9.id – Jakarta. Kepolisian RI menurunkan personel untuk terjun membantu para korban gempa Turki-Suriah. Misi kemanusiaan ini sebagai bentuk solidaritas internasional Pemerintah Indonesia kepada Turki dan Suriah terhadap gempa yang melanda wilayah tersebut pada Senin, (6/2/2023) lalu.

Kepala Badan Pemeliharaan dan Keamanan (Kabaharkam) Polri Komjen Arief Sulistyanto mengatakan tugas ini sesuai instruksi Presiden RI dan Kapolri dan akan dikoordinir oleh Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

“Sebagai wujud solidaritas internasional pemerintah Indonesia kepada Turki dan Suriah, yang kita tahu gempa begitu dahsyat dan menimbulkan korban yang cukup banyak,” katanya dalam Apel Pengiriman Personel dalam Bantuan Internasional Gempa Turki-Suriah di Lapangan Baharkam Polri, Kamis (9/2/2023).

Baca juga: Turki-Suriah Kelimpungan Hadapi Situasi Pascagempa

Baca juga: Sepuluh Ekor Anjing Pelacak K9 Dikerahkan Cari Korban Longsor Cianjur

Dalam misi kemanusiaan tersebut, Polri mengirimkan tiga unsur berjumlah 21 personel. Pertama, tim medis yang berjumlah 10 orang, dengan komposisi 3 dokter umum, 1 dokter spesialis ortopedi, 1 dokter spesialis anastesi, serta 6 perawat ahli.

Kedua, tim Disaster Victim Investigation (DVI) yang berjumlah 7 orang dengan 3 dokter spesialis odontologi, 1 dokter spesialis forensik, dan 3 perawat ahli.

Ketiga, tim K9 atau anjing pelacak sebanyak 2 unit dengan 4 orang pawang. Ia juga mengatakan, anjing pelacak ini sudah dilengkapi dengan baju dan bantal penghangat untuk menghadapi cuaca ekstrim.

Dengan jumlah 21 personel tersebut, ditambah dengan Kasatgas dan staf, sehingga, kata Arief, total ada 26 orang yang siap berangkat.

Mengenai kondisi cuaca yang dingin, Arief mengatakan tim sudaj dipersiapkan dengan matang dan memang terlatih di segala medan.

“Hari ini saya dari pagi tadi sudah mengecek kesiapan mereka, mulai perlengkapan teknis sampai perlengkapan perorangan, karena kondisi cuaca minus 9 drajat celcius. Sehingga, kami harus mempersiapkan perlengkapan perorangan untuk mampu bertahan di tempat yang sangat dingin,” tuturnya.

Kendati demikian, Arief memaparkan beberapa tantangan yang akan dihadapi oleh personel. Salah satunya adalah kondisi medan yang sulit pascagempa.

“Kemarin Dubes Turki sudah menjelaskan kondisi di sana. Pertama jarak yang biasa ditempuh hanya dalam waktu 6 jam, harus ditempuh dalam waktu 17 jam karena sarana dan parasarana jalan rusak,” ujarnya.

Selain itu, fasilitas penginapan yang sudah porak poranda akibat gempa. Namun, lanjut Arief, tim sudah dipersiapkan dengan tenda yang juga dibantu oleh BNPB. Selain itu, kebutuhan bahan makanan, kata Arief, juga sudah dipersiapkan semua.

“Dan bagaimana kesiapan dan ketangguhan mereka, mereka memang sudah terlatih untuk menghadapi situasi itu,” ungkapnya.

Terkait waktu keberangkatan, Arief mengatakan saat ini personel tengah menunggu instruksi dari Basarnas. Ia juga mengatakan bahwa tim akan melakukan misi kemanusiaan tersebut minimal selama satu bulan.

“Insya Allah tim yang berangkat sudah kami persiapkan semuanya dan mohon doanya mudah-mudahan mereka bisa bekerja dengan baik dan kembali dengan lebih baik,” ungkapnya.

HT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

5  +  5  =