Channel9.id, Jakarta – Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan akan menyampaikan pidato pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-80 di New York pada 23 September 2025 mendatang. Menurut Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Prabowo akan berbicara sebagai pembicara ketiga, setelah Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
“Pak Presiden mendapat kesempatan sebagai pembicara ketiga. Secara undian, sebenarnya Indonesia berada di urutan pertama, tetapi tradisi PBB sejak lama menetapkan Brasil selalu berbicara pertama, disusul Amerika Serikat,” ujar Tri Tharyat, Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kemenlu, dalam media briefing di Jakarta, Kamis (11/9/2025).
Tri menjelaskan, Prabowo akan memiliki waktu sekitar 15 menit untuk menyampaikan pandangan. Isi pidato masih dalam perumusan, namun dipastikan akan menyinggung situasi global terkini, termasuk konflik di Timur Tengah yang melibatkan Israel dan Qatar, serta isu Palestina. Selain itu, Prabowo juga akan menekankan program kerja nasional dan visi Asta Cita yang menjadi arah kebijakan pemerintahannya.
Tri menambahkan, Presiden juga akan mendorong agenda reformasi sistem multilateral dan memperkuat peran negara-negara Global South dengan semangat Bandung sebagai pedoman.
Bagi Indonesia, kesempatan ini menjadi momen perdana Prabowo di mimbar PBB sejak dilantik sebagai Presiden pada Oktober 2024. Mantan Wakil Menteri Luar Negeri Dino Patti Djalal menilai posisi strategis tersebut merupakan capaian diplomatik penting.
“Belum pernah sebelumnya Presiden Indonesia mendapat giliran bicara di urutan ketiga. Itu sebuah kehormatan luar biasa karena berarti dunia akan menaruh perhatian penuh pada Indonesia, di tengah dinamika geopolitik global yang sarat rivalitas AS–China, menguatnya BRICS, dan tantangan multilateralisme,” kata Dino.
Dengan posisi istimewa tersebut, Indonesia diharapkan dapat menunjukkan peran aktif dan kepemimpinan di panggung internasional dalam menghadapi isu-isu global yang semakin kompleks.