Presiden Bashar Kunjungi Putin, Bahas Situasi Konflik di Suriah
Internasional

Presiden Bashar Kunjungi Putin, Bahas Situasi Konflik di Suriah

Channel9.id-Moskow. Presiden Vladimir Putin menyambut Presiden Bashar al-Assad di Moskow untuk pertama kalinya sejak tahun 2015 pada hari Senin, Selasa (14/9/2021). Dalam pertemuannya tersebut, Rusia mengkritik adanya pasukan asing di Suriah tanpa adanya mandat dari PBB.

Terakhir kali Putin menerima kunjungan al-Assad yaitu pada tahun 2018 di rumah santainya di resor Sochi di Laut Hitam.

Baca juga: Amnesti Internasional Sebutkan Suriah Telah Menyiksa Warganya yang Pulang dari Migrasi

Pasukan udara Rusia memainkan peranan penting dalam membalikkan keadaan di konflik Suriah ke pihak pemerintah Assad setelah pertama kali dikerahkan pada tahun 2015, membantunya mendapatkan kembali wilayah-wilayah yang dikuasai pemberontak.

Namun, lokasi-lokasi penting Suriah masih belum dibawah kendali Assad dengan banyaknya pasukan Turki yang berada di daerah utara dan barat laut – markas besar terakhir kelompok pemberontak anti-Assad – dan pasukan AS di daerah timur dan timur laut.

Assad, yang juga didukung oleh Iran selama konflik ini, telah melakukan beberapa kunjungan sejak perang ini dimulai 10 tahun lalu.

Putin memberitahu Assad kalau adanya pasukan asing di Suriah tanpa adanya putusan dari PBB merupakan sebuah pelanggaran. Putin juga mengucapkan selamat kepada Assad karena sudah memenangkan pemilu ke empat di bulan Mei.

“Para teroris mendapatkan serangan yang telah dan pemerintah Suriah, yang dipimpin oleh kamu, sudah berhasil menguasai 90% wilayah Suriah,” ujar Putin menurut pernyataan dari Istana Kremlin.

Istana Kremlin juga menyebutkan kalau Assad mengucapkan ucapan terima kasihnya kepada Putin atas bantuan kemanusiaan ke Suriah dan juga upayanya yang mencegah penyebaran terorisme.

Assad memuji keberhasilan pasukan Rusia dan Suriah yang membebaskan wilayah-wilayah kekuasaan pemberontak Suriah.

Assad juga menyebutkan kalau sanksi-sanksi yang dijatuhkan kepada negaranya merupakan tindakan yang tak berperikemanusiaan dan palsu.

Pada tahun lalu, Amerika Serikat perkuat sanksinya terhadap Suriah, menyebutkan kalau mereka bertujuan untuk memaksa Assad menghentikan peperangan dan menyetujui kesepakatan politik.

Kantor berita pemerintah Suriah, SANA, menyebutkan kalau kedua pemimpin tersebut mendiskusikan kerja sama antara pasukan Suriah dan Rusia dalam melawan terorisme dan menyelesaikan pembebasan wilayah yang masih dibawah kekuasan kelompok teroris.

(RAG)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  74  =  76