Channel9.id-Jakarta. Presiden Filipina Rodrigo Duterte memberikan ultimatum tembak ditempat bagi warganya yang menentang peringatan perintah lockdown. Pernyataan tersebut disampaikan setelah polisi kesulitan untuk menertibkan warganya untuk diam di rumah dalam upaya mencegah penyebaran virus corona.
“Saya tidak akan ragu-ragu. Perintah saya kepada polisi dan militer, atau pejabat desa, jika ada masalah, atau terjadi kekerasan dan hidup anda dalam bahaya, tembak mati saja mereka,” ujar Duterte di stasiun televisi sebagaimana dikutip cnbc news, pada Jumat (03/04) lalu. “Jangan intimidasi pemerintah. Jangan menantang pemerintah. Kamu akan kalah,” sambungnya.
Duterte dikenal sebagai pemimpin yang dikenal dengan perkataannya yang tajam serta kontroversial. Pada pertengahan 2019, Duterte memerintahkan tembak mati bagi para pelaku dan pecandu narkoba. Ia menilai, kartel narkoba di negaranya sudah sangat kronis. Tindakan tersebut menimbulkan protes baik di dalam negeri maupun dari dunia internasional. Bahkan, Amnesti Internasional menyebut Duterte sebagai pembunuh besar.
Filipina menerapkan lockdown sejaka dua minggu lalu, untuk memerangi Covid-19 yang semakin meluas di negara itu. Namun, upaya lockdown tersebut tidak berjalan mulus. Warga di perkampungan kumuh turun ke jalan memprotes keputusan lockdown dengan alasan mereka tidak mendapatkan pasokan makanan.
Aparat keamanan mencoba menghalau warga yang turun ke jalan dan meminta mereka untuk kembali ke rumah masing-masing. Usaha tersebut gagal dan terjadi bentrokan. Puluhan orang ditangkap polisi karena menolak kembali ke rumah. Namun, pemerintah membantah telah terjadi bentrok antara aparat keamanan dan warga.
Mengutip Worldmeter, saat ini Filipina memiliki 3.094 kasus virus corona dan 144 orang meninggal. Sementara itu 57 orang dinyatakan sembuh.