Program VIP di Facebook Memungkinkan Akun “High Profile” Langgar Aturan
Techno

Program VIP di Facebook Memungkinkan Akun “High Profile” Langgar Aturan

Channel9.id-Jakarta. Sudah bertahun-tahun Facebook menjalankan program VIP, yang tak begitu dikenal. Program ini memungkinkan pengguna dengan profil tinggi untuk “menerobos” aturan platform, demikian laporan dari The Wall Street Journal.

Program yang disebut “XCheck” atau “cross check” itu dibuat untuk menghindari reaksi publik ketika Facebook melakukan kesalahan, yang bisa memengaruhi akun pengguna profil tinggi. Program XCheck bekerja jika salah satu akun ini melanggar aturan Facebook, maka pelanggaran itu akan dikirim ke tim terpisah sehingga bisa ditinjau oleh karyawan Facebook—bukan oleh moderator nonkaryawan yang biasa meninjau konten yang melanggar aturan.

Baca juga: Facebook Beri Informasi Cacat dan Tak Lengkap Kepada Peneliti Platform

Sebelumnya, Facebook memang sudah menyampaikan program XCheck-nya. Namun, The Wall Street Journal mengungkapkan bahwa sebagian besar konten yang ditandai oleh sistem XCheck tak akan ditinjau kembali. Dengan demikian, artinya program ini memungkinkan selebriti, politisi, dan pengguna profil tinggi lainnya untuk melanggar aturan tanpa konsekuensi.

Laporan The Wall Street menunjukkan salah satu insiden, di mana saat pesepak bola Brasil Neymar mengunggah foto telanjang seorang wanita yang menuduhnya melakukan pelecehan seksual. Unggahan ini melanggar aturan Facebook terkait ketelanjangan nonkonsensual, dan pelanggar aturan biasanya dilarang dari platform. Namun, sistem XCheck memblokir kemampuan moderator Facebook untuk menghapus video, dan unggahan itu sudah dilihat hampir 60 juta kali sebelum akhirnya dihapus. Sementara, akun pengunggah tak mendapat konsekuensi.

Pada tahun lalu, sistem XCheck memungkinkan konten yang melanggar aturan dilihat lebih dari 16 miliar kali sebelum akhirnya dihapus, menurut dokumen internal Facebook yang dikutip oleh The Wall Street Journal.

Laporan itu juga mengatakan Facebook ‘menyesatkan’ Dewan Pengawasnya, yang menekan perusahaan pada sistem XCheck ketika menangani penangguhan tak terbatas terhadap Donald Trump. Perusahaan mengatakan kepada dewan bahwa sistem hanya memengaruhi sejumlah kecil keputusannya dan tak layak untuk membagikan lebih banyak data.

“Dewan Pengawas telah menyatakan dalam beberapa kesempatan keprihatinannya tentang kurangnya transparansi terkait proses moderasi konten Facebook, terutama yang berkaitan dengan manajemen akun profil tinggi perusahaan yang tak konsisten,” ujar Dewan Pengawas melalui Twitter. “Dewan telah berulang kali meminta Facebook untuk lebih transparan, termasuk terkait pengelolaan akun profil tinggi, sambil memastikan bahwa kebijakannya adil untuk semua pengguna.”

Sementara itu, Facebook menuduh bahwa laporan The Wall Street Journal didasarkan pada informasi usang. Mereka mengaku tengah mengembangkan sistem XCheck. “Pada akhirnya, pusat dari cerita ini adalah analisis Facebook sendiri bahwa kami perlu meningkatkan program ini. Kami tahu penegakan kami titakdak sempurna dan ada kompromi antara kecepatan dan akurasi,” kata juru bicara Facebook Andy Stone.

Lebih lanjut, laporan tersebut bisa mendorong penyelidikan baru terhadap kebijakan moderasi konten Facebook. Menurut The Wall Street Journal, sejumlah informasi terkait XCheck telah diserahkan ke Komisi Sekuritas dan Bursa dan Kongres oleh seseorang yang mencari perlindungan pelapor federal.

(LH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  29  =  33