Protokol Kesehatan dan Vaksinasi Jadi Kunci Atasi COVID-19
Lifestyle & Sport

Protokol Kesehatan dan Vaksinasi Jadi Kunci Atasi COVID-19

Channel9.id-Jakarta. Pusat dan Pengendalian Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menilai penularan COVID-19 varian Delta semudah cacar air. Berangkat dari hal ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kembali menekankan agar masyarakat mewaspadi bahayanya.

“Delta adalah peringatan: ini adalah peringatan bahwa virus berkembang, tetapi juga panggilan untuk bertindak bahwa kita perlu bergerak sekarang sebelum varian yang lebih berbahaya muncul,” sebut direktur darurat WHO Michael Ryan, melalui konferensi pers, dikutip Jumat (30/7).

Sementara, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus memaparkan, selain varian Delta, ada varian Alpha, varian Beta, dan varian Gamma yang merupakan varian berbahaya. “Sejauh ini ada empat variant of concern, tetapi akan ada lebih banyak lagi selama virus terus menyebar,” lanjutnya.

Tedros mengaku khawatir varian itu akan terus mendominasi di lebih dari 100 negara, hingga memicu mutasi baru COVID-19 yang harus diwaspadai. Ia menambahkan, rata-rata infeksi COVID-19 meningkat hingga 80% di sejumlah wilayah di satu bulan belakangan ini.

Lebih lanjut, Ryan menegaskan langkah pencegahan COVID-19 varian Delta tetap sama, dengan disiplin memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

“Virusnya semakin bugar, virusnya semakin cepat. Protokol kesehatan dan vaksinasi masih efektif, tetapi kami perlu menerapkan dan menjalankan strategi yang jauh lebih masif dan efisien dan daripada yang pernah kami lakukan sebelumnya,” sambung dia.

Ryan menekankan tak ada solusi ajaib untuk mengentaskan masalah pandemi ini. “Satu-satunya yang kita miliki, selain protokol kesehatan, adalah vaksinasi. Masalahnya adalah kita tidak membagikan vaksin Corona secara merata di seluruh dunia, masing-masing negara hanya berjuang untuk dirinya sendiri,” tandasnya.

WHO mendesak seluruh negara sudah memvaksinasi 10% dari warganya hingga akhir September, 40% di akhir tahun, dan 70% pada pertengahan 2022.

“Kami masih jauh dari mencapai target itu,” imbuh Tedros. Sementara, ia memprediksi bahwa kasus COVID-19 akan terus melambung tinggi di dua minggu ke depan.

(LH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

3  +  4  =