Psikolog Amerika Sebut Penggunaan AI Kurangi Kualitas Layanan
Techno

Psikolog Amerika Sebut Penggunaan AI Kurangi Kualitas Layanan

Channel9.id-Jakarta. Kemajuan perangkat lunak kecerdasan buatan (AI) dalam berbagai sektor telah mengarahkan pada persepsi mengenai potensinya untuk digunakan dalam bidang pelayanan kesehatan, terutama terkait kesehatan mental. Namun keterbatasan kemampuan program kecerdasan buatan masih dapat menghalangi potensinya.

Chatbot berbasis kecerdasan buatan seperti ChatGPT disebut telah digunakan oleh banyak orang dalam konteks personal atau industri. Sehingga program chatbot diduga dapat memberikan pelayanan kesehatan mental alternatif untuk meningkatkan aksesibilitas nya oleh masyarakat.

Selain itu, Therapist digital atau virtual dianggap dapat membantu pengguna untuk memberikan layanan terhadap individu tanpa harus takut menghadapi stigma yang lekat dengan keadaan mental. Program kecerdasan buatan dapat juga mengikuti preferensi pengguna sehingga dapat menicptakan nuansa lebih personal.

Namun keterbatasan aplikasi kecerdasan buatan dalam chatbot dianggap harus diakui oleh masyarakat. Richard Broullette, psikolog klinis dan pekerja sosial asal Amerika menyebutkan bahwa penggunaan kecerdasan buatan dalam memberikan penanganan masalah kejiwaan justru dapat menghilangkan elemen terpenting.

Dilansir dari Psychology Today, Richard menyebutkan bahwa hal terpenting dalam pelayanan kesehatan mental dan kejiwaan adalah kreativitas dan empati. Kedua tersebut dianggap tidak dimiliki oleh kecerdasan buatan. Menurut Richard kreativitas harus beriringan dengan empati untuk membantu penderita masalah kesehatan mental.

Reiner M. Holmhadulla, pakar psikoanalisis Jerman, menyebutkan bahwa proses empati dan kreativitas harus bertemu untuk mendukung proses terapi . Hal ini disebut oleh dia sebagai creative shaping.

Sebagai contoh, Richard menceritakan pengalamannya mendampingi pasien yang bercerita bahwa dia bermimpi mengenai rumah. Richard pun mencoba melakukan penggalian lebih dalam mengenai hal tersebut, melihat bagaimana hubungan rumah dengan masalah yang dihadapi oleh si penderita.

Baca juga: Bagaimana AS Dukung dan Menerapkan AI

Selain itu, kecerdasan buatan kontemporer pun dianggap masih memiliki keterbatasan tidak ubahnya aplikasi yang bertujuan untuk menangani keluhan kejiwaan. Aplikasi penanganan kesehatan mental, Eliza, pernah dikenal kan di akhir-akhir tahun 60-an. Namun penggunanya seringkali merasa tidak responsif setelah beberapa kali berdialog dengan Eliza.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  55  =  57