Channel9.id – Jakarta. PT Pertamina (Persero) membeberkan penyebab kebakaran kilang Dumai, Riau yang terjadi pada Sabtu (1/4/2023) malam. Kebakaran di kilang pengolahan minyak terbesar ketiga di Indonesia itu dikarenakan terjadi kebocoran gas hydrogen.
Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Taufik Aditiyawarman mengatakan kebakaran Kilang Dumai terjadi pukul 22.42 pada pipa 6 inci di compressor 212-C-2. Pipa itu diketahui dipasang sejak tahun 1982, atau sudah berumur 41 tahun.
“Jadi pada jam 22.42, terjadi kebocoran gas hydrogen pada pipa 6 inci di compressor 212-C-2. Letak bocorannya pada line 2nd stage discharge compressor,” ungkap Taufik dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Selasa (4/4/2023), dikutip dari detikcom.
Ia menjelaskan kebakaran di Kilang Dumai diikuti oleh getaran dan dentuman keras yang dirasakan sampai radius 1 kilometer.
“Kejadian bocoran tersebut diikuti flash serta menyebabkan getaran dan dentuman keras, kemudian data terakhir dirasakan sampai radius 1 km yang terdampak di perumahan warga,” tutur Taufik.
Saat kejadian berlangsung, Taufik menyebut emergency shutdown system berfungsi untuk mematikan 2 unit compressor. Kemudian dilakukan pemadaman dan pendinginan sehingga api berhasil padam setelah 9 menit tepatnya pukul 22.51.
“Alhamdulillah rekan-rekan di lapangan koordinasi berjalan dengan baik sehingga pada jam 22.51 api sudah berhasil dipadamkan. Evaluasi lebih lanjut pada 23.30 kondisi sudah dinyatakan aman,” imbuhnya.
Saat ini, akar masalah dari insiden kebakaran Kilang Dumai masih dalam investigasi. Hal itu dilakukan oleh Pertamina Group, Direktorat Jenderal Migas ESDM, dan kepolisian.
“Sampel dari material pipa nanti akan kami lakukan uji laboratorium untuk melakukan analisis metalurgi, untuk memastikan apakah nanti material seperti ini masih sesuai atau harus dilakukan peningkatan kekuatan materialnya,” bebernya.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menegaskan tidak ada warga sekitar yang direlokasi usai Kilang Dumai kebakaran. Menurutnya, rumah-rumah yang terdampak masih layak huni dan akan ditanggung perbaikannya untuk selesai sebelum Lebaran.
“Tidak ada yang perlu direlokasi (usai Kilang Dumai kebakaran) karena rumah-rumahnya masih layak untuk dihuni dan akan kami perbaiki sebelum Lebaran ini targetnya,” kata Nicke.
Kerusakan properti akibat kebakaran Kilang Dumai disebut berjumlah 418 unit di mana rata-rata kerusakan bersifat ringan. Kerusakan terjadi pada plafon dan kaca.
“Kemudian fasilitas umum, fasilitas sosial ada masjid 4 unit, SD dan SMP ada 3 unit. Perbaikan untuk fasilitas umum kami prioritaskan dan sudah dimulai sejak kemarin, 3 April 2023,” imbuhnya.
Ia mengatakan, kerugian akibat kebakaran Kilang Dumai ada yang ditanggung asuransi. Secara total nilainya masih dihitung karena investigasi dan inventarisir masih terus dilakukan.
“Cover asuransi ya ada, cuma angkanya masih dihitung karena kan warga kira-kira berapa sih beli kaca, beli plafon, perbaikan berapa fasilitas,” beber Taufik.
Baca juga: Kilang Minyak Pertamina Dumai Meledak
HT