Hot Topic

PVMBG: Erupsi Tidak Berpotensi Picu Pergerakan Sesar Lembang

Channel9.id-Jakarta. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan tidak ada tanda-tanda getaran saat Gunung Tangkuban Parahu mengalami erupsi, Jumat (26/7).

Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunungapi Wilayah Barat PVMBG, Nia Khaerani, mengatakan, saat erupsi hanya terjadi ada hujan abu di sekitar Kawah Ratu, namun tanpa adanya gejala vulkanik yang jelas sehingga hal tersebut memang berbahaya.

“Jadi bisa saja terjadi erupsi meski tidak ada gempa. Saat itu seismograf kami lurus berarti tidak ada tanda-tanda kegempaan,” ujarnya di Pos Pemantauan Gunungapi Tangkuban Parahu Kabupaten Bandung, Jumat (26/7).

Saat erupsi terjadi, lanjutnya, banyak wisatawan yang tengah berkunjung, namun sampai saat ini pihaknya belum mendapatkan laporan korban jiwa. Ia menambahkan, pada saat erupsi letusan abu dengan ketinggian sekitar 200 meter dari dasar kawah berwarna kabut hitam tebal dan hingga saat ini hembusan masih berlangsung.

Pihaknya juga memastikan, erupsi yang terjadi saat ini tidak akan berpotensi memicu pergerakan patahan Lembang karena erupsi yang terjadi kali ini terbilang kecil.

Sebelumnya, peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Mudrik R Daryono mengatakan Sesar Lembang yang membentang sepanjang 29 kiometer dari Lembang sampai Padalarang berada pada fase pelepasan energi untuk mengulang gempa bermagnitudo 6,5-7.

“Kita tidak perlu paranoid, tanggapi saja dengan waspada, jaga-jaga kemudian mengikuti prosedur-prosedur yang sudah diajarkan kawan-kawan dari BNPB atau BPBD,” kata Mudrik di Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, pada 14 Maret 2019 lalu sebagaimana dikutip Pikiran Rakyat.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukannya bersama sejumlah peneliti yang lain, dia menjelaskan, siklus gempa bumi di Sesar Lembang bisa berulang terjadi setiap 170-670 tahun. Sementara dalam kurun waktu 560 tahun terakhir ini, belum perah terjadi gempa bumi lagi di Sesar Lembang.

Mudrik menjelaskan, tidak ada peneliti yang mampu memprediksi kapan suatu gempa bumi akan terjadi. Pun demikian dengan gempa Sesar Lembang. “Itu bisa terjadi 100 tahun yang akan datang, tapi bisa juga terjadi besok, nggak ada yang tahu,” ujarnya.

Oleh karena itu, ia meminta Pemerintah Kabupaten Bandung Barat dapat turut mewaspadai potensi gempa Sesar Lembang. Apalagi, tambahnya, jalur Sesar Lembang berada di Bandung Barat yang meliputi Kecamatan Lembang, Parongpong, Cisarua, Ngamprah, dan Padalarang.

“Saya pikir pemda lebih paham (antisipasinya), karena mereka yang paham dengan masyarakatnya sendiri,”pungkasnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

14  +    =  23