Oleh: Indra J Piliang*
Channel9.id-Jakarta. Ada rekor yang dikumpulkan DPD Partai Golkar DKI Jakarta dan ketidakbecusan DPP Partai Golkar.
Pra pemilu, hanya DKI Jakarta yang konsisten dalam menjalankan Instruksi DPP Partai Golkar untuk menjadikan akumulasi pengumpulan anggota baru Partai’ Golkar menjadi PENENTU TUNGGAL dalam menggugurkan Daftar Calon Sementara DPRD DKI Jakarta dari 200% –> 150% –> 100%. Proses yang berlangsung 1 tahun sebelum pengumuman DCS!
Saya adalah penerima konsekuensi dari aturan yang disepakati dalam Rapat Pleno DPD Partai Golkar DKI Jakarta itu. Dua hari terakhir batas waktu pengumpulan, saya terlempar dari urutan atas terus melorot ke bawah, dan tersingkir. Sejumlah DCS menyerahkan “bom nuklir” mereka di Dapil Kultural saya dan keluarga besar: Jakarta X.
Tanah yang saya tempati sejak usia 19 tahun dengan berdagang Sate Padang di Petak IX, Pancoran, Glodok, Pinangsia, Tamansari, Jakarta Kota! Yang di era Anies Baswedan diberi plang nama: Pecinan Town! Tanah tempat istri saya lahir, sekolah, kuliah di Universitas Indonesia, dan tempat tinggal kami sejak menikah!
Ketua Zaki kaget! Saya ditelepon berkali-kali. Di luar Jakarta X, jumlah anggota baru yang saya tarik, masuk urutan atas. Saya terlempar hanya di Jakarta X.
“Lu masuk cadangan di Jakarta X. Diluar itu, lu silakan pilih!” kata Zaki.
Saya menolak jadi cadangan. Karena itu berarti nama saya tak masuk DCS yang diserahkan dan diumumkan oleh KPU DKI Jakarta.
“Gue ikut menyetujui aturan ini. Gue memilih untuk masuk Dapil yang menempatkan jumlah anggota baru yang gue rekrut dalam DCS!” kata saya.
Dan begitulah, saya “terpojok” ke Dapil Jakarta 2, sekalipun juga sangat unggul di Jakarta 1 dan Jakarta 3, misalnya.
Semalam, hadir bersama Bro Erwin Aksa dan sejumlah legislator Prov DKI Jakarta yang sudah duduk dan yang akan duduk dalam kegiatan Ramdhan dan bantuan kepada Fakir Miskin dan Yatim Piatu yang rutin diadakan Partai Golkar.
Saya datang pas azan Magrib. Ternyata Ketua Zaki sudah pulang duluan. Tampak Ketua Harian DPD Partai Golkar DKI Jakarta, Bro Wawan yang juga kakak kandung Nia Ramadhani. Jojo Wahab, Ketua Dewan Pertimbangan, juga ada di dalam Mesjid.
Termasuk Dimaz Aditya, putra dari Bro Bambang Soesatyo. Lebih terlambat dari saya.
Partai Golkar DKI Jakarta mencetak banyak rekor. Termasuk perolehan 10 kursi.
Sejak Pemilu 1999, perolehan kursi Partai Golkar di DPRD DKI Jakarta berkisar antara 6-9.
Dan untuk pertama kali juga, Dapil Jakarta 2 mencetak rekor, yakni menyumbang 2 kursi! Dapil “buangan” yang berisi tokoh-tokoh hebat yang terkubur dan terkapar di dalamnya, seperti Si Pitung dan Kapitan Jonker (Sangaji) yang dikhianati Belanda.
Dapil lain, hanya 1 kursi. Bahkan Dapil Jakarta 3 (yang saya inginkan untuk maju di sana, tapi tak didengar DPP Partai Golkar) untuk kesekian kalinya menjadi satu-satunya Dapil dalam Pemilu 2024 yang tak kirim kursi.
9 Dapil lain kirim masing-masing 1 kursi, terkecuali Dapil Jakarta 2, Dapil “Pembuangan” saya dari Dapil 10 (tempat tinggal, basis sosial) dan Dapil 3 (yang saya ingin maju di sini, guna memecah telor, tapi tak diberikan partai. Dapil yang saya tinggali, dan setiap hari masuki di halamannya).
Dapil Jakarta 2 tak ada dalam prediksi bakal dapat 2 kursi. Justru yang masuk hasil survei Cirus bulan September 2022, terdapat 3 Dapil yang bakal menyumbang 2 kursi: Jakarta 7, Jakarta 9, dan Jakarta 10. Yang kosong: Jakarta 3.
Kolektiviteit di Dapil Jakarta 2 yang terjaga dengan baik atas kepemimpinan dan arahan Ketua DPD Partai Golkar DKI Jakarta, ternyata meraih hasil sempurna. Dapil yang dipertanyakan orang2 yang merasa Ring 1 Ketua Umum DPP Partai Golkar bakal “kepayahan” dan “ngapain lu di sana?”
Saya tak akan meraung. Karena satu target yang sempat kami teriakan dalam Rapat2: Rebut Lantai 9 Gedung DPRD DKI Jakarta juga berhasil diraih.
Apa itu?
Ruangan Wakil-wakil Ketua DPRD DKI Jakarta.
Selama ini, Partai Golkar hanya berhasil menembus lantai 4: Ruang Pimpinan Fraksi.
Terus terang, saya lebih sering berkunjung ke lantai 9, terutama ketika Bang (almarhum) Muhammad Taufik (sebelum “disingkirkan”) menjadi Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta. Dan — mohon maaf — saya tidak pernah bertandang ke lantai 4.
“Seperti mentimun bungkuk, ada tak menggenapkan, tidak ada tak menganjurkan,” begitu kesan yang ditampakkan Basri Baco — yang juga hadir semalam — yang menjadi Ketua Fraksi Partai Golkar plus Sekretaris (Jenderal) DPD Partai Golkar DKI Jakarta.
Rekor yang paling GEMILANG bagi Zaki Ahmed Iskandar adalah keberhasilan menjadikan Prabowo – Gibran sebagai peraih suara terbanyak di DKI Jakarta!
Zaki adalah Ketua Tim Kampanye Daerah untuk DKI Jakarta. Ketika mengemban amanah, seluruh lembaga survei — baik eksternal atau internal — menempatkan Anies – Cak Imin sebagai Juara 1 dan Ganjar – Mahfud sebagai runner up. Posisi Prabowo – Gibran jauh di bawah.
Hasil akhir?
Keterkejutan publik. Pasangan nomor dua ini ternyata unggul — sekalipun tipis — dari Anies – Cak Imin. Lagi-lagi tangan dingin Ketua Zaki dengan sejumlah program terobosan yang diputuskan TKD!
Banyak rekor lain. Dan alangkah busuknya jika ada yang membawa setumpuk hasil survei bahwa BUKAN AHMED ZAKI ISKANDAR yang bakal menang dalam Pilgub DKI Jakarta, tapi SOSOK BARU Partai Golkar.
Silakan saja putuskan. Yang jelas, kader-kader otentik bakal bekerja sangat keras, jika memang Ahmed Zaki Iskandar Zulkarnaen Assegaf yang dimajukan.
Di luar nama itu?
Coba dulu berenang di Pulau Tidung dan disengat Ikan Lepu. Kuatkah?
Baca juga: Matikah Partycracy?
*Ketua Umum Perhimpunan Sang Gerilyawan Nusantara