Nasional

Rektor Hingga Partai Bikin Gerakan Mahasiswa Merosot

Channel9.id-Jakarta. Rektor kerap kali mengintimidasi gerakan mahasiswa. Hal inilah membuat gerakan mahasiswa terhambat. Demikian ekonom dan politisi Faisal Basri menyampaikan.

“Contoh kasusnya itu di UI (red: Universitas Indonesia). Rektornya jadi bagian kekuasaan. Sehingga siapa pun, termasuk mahasiswa, yang mengkritik kekuasaan itu akan dapat tekanan,” tuturnya di acara peluncuran buku “ALDERA: Potret Gerakan Politik Kaum Muda 1993-1998” pada Jumat (28/10).

Meski begitu, Faisal tak memungkiri bahwa gerakan mahasiswa memang berpotensi merosot. Pasalnya, perannya tak menonjol lagi mengingat sudah ada berbagai partai politik yang bermunculan. “Misalnya partai yang memperjuangkan kepentingan rakyat—yang tak hadir pada masa Orde Baru,” sambungnya.

Berangkat dari hal itu, hal yang juga perlu dilakukan sekarang ialah “check and balance di DPR,” imbuh Faisal. Untuk diketahui, ‘check and balance’ itu meliputi saling mengontrol hingga menjaga keseimbangan antara lembaga-lembaga negara.

Faisal mengatakan bahwa di masa Orde baru, DPR tak melakukan ‘check and balance’. “Oleh karena itu, saat itu mahasiswa yang berperan karena mereka tak punya kepentingan macam-macam,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

43  +    =  48