Channel9.id-Jakarta. Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko merespons isu kebangkitan komunisme atau PKI, yang digulirkan Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo. Moeldoko meminta isu ini tidak dijadikan komoditas untuk kepentingan tertentu yang dampaknya menakutkan orang lain.
“Bedanya di situ. Tinggal kita melihat kepentingannya. Kalau kewaspadaan itu dibangun untuk menenteramkan maka tidak akan menimbulkan kecemasan. Tapi kalau kewaspadaan itu dibangun untuk menakutkan, pasti ada maksud-maksud tertentu,” ujarnya melalui keterangan tertulis resmi dari Staf Komunikasi Politik KSP, Kamis (1/10/2020).
Baca juga: Polri: Acar KAMIdi Jatim Dibubarkan Karena Tak Lapor POlisi Setempat
Menurut Moeldoko, seorang pemimpin semestinya bisa memilih pilihan yang baik. Ia sendiri memilih kewaspadaan untuk menentramkan terkait isu kebangkian PKI. Ketentraman amat diperlukan karena Indonesia saat ini sedang menghadapi pandemi corona.
“Yang terjadi saat ini, menghadapi situasi saat ini apalagi di masa pandemi, membangun kewaspadaan yang menenteramkan adalah sesuatu pilihan yang bijak,” katanya.
“Saya sebagai pemimpin yang dilahirkan dari akar rumput bisa memahami peristiwa demi peristiwa. Mengevaluasi peristiwa demi peristiwa. Tidak mungkin datang secara tiba tiba. Karena spektrum itu terbentuk dan terbangun tidak muncul begitu saja,” sambung Moeldoko.
Ia menilai, isu komunisme atau kebangkitan PKI di Indonesia harus direspons dengan kewaspadaan yang menentramkan, bukan justru kewaspadaan yang terkesan menakutkan.
“Jadi jangan berlebihan sehingga menakutkan orang lain. Sebenarnya bisa saja sebuah peristiwa besar itu menjadi komoditas untuk kepentingan tertentu. Ada dua pendekatan dalam membangun kewaspadaan. Kewaspadaan yang dibangun untuk menenteramkan dan kewaspadaan yang menakutkan,” tandasnya.
IG