Techno

Respons Facebook Terhadap #StopHateForProfit

Channel9.id-Jakarta. Sejumlah perusahaan besar memboikot Facebook dengan menarik iklan perusahaannya dari platform tersebut.

Perusahaan-perusahaan itu menilai Facebook lalai karena membiarkan hoaks dan ujaran kebencian bertebaran di platformnya. Karenanya, mereka mengampanyekan #StopHateForProfit.

Melihat gerakan tersebut, Facebook turut buka suara. Wakil Presiden Facebook untuk Urusan Publik Nick Clegg mengatakan bahwa pihaknya tidak mendapat profit dari konten yang mengandung ujaran kebencian maupun hoaks. Justru sebaliknya, perusahaan tidak menyukai konten tersebut.

“Kami sama sekali tidak mendapat insentif untuk mentolerir ujaran kebencian. Kami tidak menyukainya, penggunaan kami tidak menyukainya, pengiklan pun tentu saja tidak menyukainya. Kami mendapat manfaat dari koneksi manusia yang positif, bukan kebencian,” ujar Clegg dikutip dari CNN, Senin (29/6).

Ia menekankan bahwa pihaknya justru memerangi konten-konten negatif di platform. Menurut data internal, setiap bulan pihaknya menghapus lebih dari tiga juta unggahan ujaran kebencian, bahkan 90% di antaranya langsung di takedown.

Clegg pun berdalih bahwa Facebook telah menjakan fitur label peringatan untuk unggahan yang melanggar kebijakan perusahaan.

Lebih lanjut, ia memastikan pihaknya akan terus melakukan pembaruan untuk menangkal konten semacam itu.

“Kami akan menangani masalah ini dengan tanggung jawab yang jelas,” tegas Clegg.

buka suara soal aksi boikot iklan yang dilakukan sejumlah perusahaan karena mereka menilai Facebook gagal mengatasi konten hoaks dan ujaran kebencian.

Diketahui, setidaknya ada 12 perusahaan besar yang melakukan aksi boikot Facebook, di antaranya ialah Unilever, rumah produksi Pictures, Coca Cola, produsen perlengkapan outdoor The North Face, dan Honda.

Lalu ada Arc’teryx, Ben & Jerry’s, Dashlane, Eddie Bauer, Eileen Fisher, Patagonia, REI, Upwork dan Verizon. Teranyar, Starbucks memutuskan untuk menyetop sementara iklan di media sosial. Keputusan ini pukulan bagi Facebook, karena Starbucks merupakan pengiklan ke-6 terbesar pada 2019 lalu.

(LH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

54  +    =  60