“Fokus utama kami saat ini adalah menyediakan tempat pengungsian, dapur umum dan kebutuhan air bersih,” kata Wakil Bupati Pasaman Barat Risnawanto di Simpang Empat, Jumat malam.
Dilaporkan Antara, hingga Sabtu dini hari sekitar pukul 02.00 WIB petugas gabungan masih tampak pulang-balik mengangkut warga ke lokasi pengungsian di halaman kantor bupati.
Baca juga: Kapolri Instruksikan Jajaran Gerak Cepat Bantu Korban Gempa Pasaman Sumbar
Di antara para pengungsi yang menempati tenda-tenda darurat beralaskan tikar itu adalah orang lanjut usia, perempuan dan anak-anak.
Mereka tidur berdesak-desakkan di bawah tenda-tenda darurat dengan selimut seadanya, sebagian terlihat tidur dengan posisi duduk.
Salah seorang pengungsi dari Jorong Timbo Abu Kajai, Kecamatan Talamau, Amri (42), mengatakan dirinya harus mengungsikan isteri serta tiga anak karena khawatir akan gempa susulan.
“Banyak gempa terjadi usai gempa besar pada Jumat pagi, karena cemas akhirnya saya memilih untuk mengungsikan keluarga,” ujarnya.
Bersama dia juga turut mengungsi mertua serta tetangga yang rumahnya mengalami retak serta rusak diguncang gempa.
Ia bersama keluarga besar datang ke lokasi pengungsian dengan berboncengan sepeda motor secara bergantian, dengan berbekal pakaian seadanya.
“Untuk selimut kami pakai kain sarung, karena memang pakaian yang dibawa tidak banyak. Untuk makan malam tadi disediakan di tempat pengungsian,” katanya.
Ia juga menuturkan bahwa listrik dan jaringan seluler di lokasi rumahnya mati total sejak gempa bermagnitudo 6,1 terjadi pada Jumat (25/2) sekitar pukul 08.39 WIB.