Techno

Risiko Menggunakan M-Banking

Channel9.id-Jakarta. Para nasabah hari ini memiliki akses yang sangat mudah dalam bertransaksi melalui layanan m-banking di ponsel. Rupanya, kemudahan ini juga membawa kerentanan.

Berdasarkan penjelasan pengamat keamanan siber dari Vaksin.com Alfons Tanujaya, dalam sebuah teori dan hukum sekuritas, keamanan dan kenyamanan ialah dua hal yang berbanding terbalik. Sehingga kedua hal ini tak bisa didapat secara bersamaan.

Perihal sekuritas perbankan di era digital, Alfons meyakini para perbankan dilema lantaran keputusannya menghadirkan m-banking. Ia menambahkan, sistem digitalisasi perbankan internet banking justru lebih aman m-banking.

“Dibandingkan mobile banking, internet banking yang notabene dapat dikatakan sebagai kakak tua mobile banking,” terang Alfons, Sabtu (26/9).

Pertama, dalam teknis penggunaan internet banking, pemilik rekening bank tetap bisa bertransaksi secara real time di mana pun.

Kedua, perihal tingkat sekuritas, umumnya internet banking sudah memiliki standar keamanan yang cukup tinggi. Sistem ini memanfaatkan standar otorisasi transaksi finansial yang mengharuskan melalui proses OTP (One Time Password) dari kalkulator token internet banking.

Alfons menjelaskan, pengamanan OTP token termasuk pengamanan transaksi OTP yang paling aman daripada metode OTP lain. Namun, cara ini masih dinilai tak nyaman bagi pelanggan. “Karena harus selalu membawa token untuk menyetujui transaksi perbankan dirasakan merepotkan dan kurang praktis,” sambungnya.

Berbeda dengan internet banking, m-banking sangat sederhana karena tak perlu melalui pengamanan transaksi OTP saat melakukan bertransaksi. Sistem ini sepenuhnya mengandalkan username dan kata kunci.

Baca juga : Baru Tampung Aspirasi, Regulasi Soal SMS Penawaran Segera Disusun

Diketahui, transaksi kartu kredit yang diproteksi dengan OTP sekali pun masih bisa jebol saat si korban tidak sadar dan memberikan kode transaksi lantaran mengira berbicara dengan pihak customer service bank. Apalagi layanan m-banking yang hanya mengandalkan kata kunci untuk otorisasi transaksi.

Maka dari itu, Alfons menilai perbankan dengan sistem digital seperti m-banking berpotensi terjadinya eksploitasi rekening oleh pihak tak bertanggung jawab. Tak ayal bila pemegang rekening online banking bisa menjadi korban pembobolan.

“Maka dari itu, mobile banking ini lebih rentan dieksploitasi dibandingkan internet banking. Jika memungkinkan gunakanlah internet banking daripada mobile banking,” saran Alfons.

Namun, jika pengguna terpaksa menggunakan m-banking yang kurang terjamin keamanannya, ada baiknya pengguna tidak menyimpan dana utama di rekening.

Alfons menyarankan agar pengguna hanya menggunakan m-banking untuk menerima pembayaran saja. Kemudian pindahkan dana yang berlebih ke rekening lain lebih aman. Pun ia mengimbau pengguna agar tak menyebarkan informasi nama bank, nomor rekening, nama pemilik rekening, serta nomor handphone pemilik.

(LH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  72  =  74