Rumah Perdana Menteri Irak Diserang Drone
Internasional

Rumah Perdana Menteri Irak Diserang Drone

Channel9.id-Iraq. Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi berhasil menyelamatkan diri tanpa mengalami luka-luka dari percobaan pembunuhan menggunakan drone di Baghdad pada hari Minggu lalu, Senin (8/11/2021). Insiden itu telah memicu ketegangan tensi di Irak setelah pemilu yang diganggu oleh kelompok milisi dukungan Iran.

Dalam video yang dirilis oleh kantor perdana menterinya, Kadhimi tampil sedang memimpin diskusi dengan para komandan militernya untuk mendiskusikan serangan drone tersebut.

“Serangan pengecut dari kelompok teroris yang menargetkan rumah perdana menteri semalam adalah serangan serius terhadap negara Irak oleh kelompok kriminal bersenjata,” kutip kantor Perdana Menteri Iraq setelah selesainya pertemuan tersebut.

Enam penjaga yang berjaga-jaga diluar rumah Kadhimi di daerah Green Zone mengalami luka-luka.

Dalam serangan tersebut, ada tiga drone yang diterbangkan, dua diantaranya berhasil dijatuhkan oleh pasukan keamanan sedangkan drone ketiga lolos dan berhasil menyerang kediaman Kadhimi, lapor agensi berita INA yang mengutip juru bicara Kementerian Dalam Negeri.

Juru bicara untuk kepala komandan pasukan bersenjata Irak menyebutkan kalau kondisi di Green Zone sudah aman, dimana rumah Kadhimi, bangunan-bangunan pemerintah, dan kantor-kantor kedutaan berada.

Sampai saat ini belum diketahui siapa yang bertanggung jawab dibalik serangan tersebut.

Kadhimi memerintahkan adanya penyelidikan terhadap korban meninggal dan luka-luka dari pihak pengunjuk rasa dan pasukan keamanan.

Presiden Barham Salih mengutuk serangan tersebut dan menyebutkan serangan tersebut sebagai tindakan kriminal yang hina terhadap Irak. “Kita tidak dapat menerima kalau Iraq dijerumuskan ke kekacauan dan kudeta terhadap sistem konstitusional kami,” cuitnya di Twitter.

Kyai Syiah Moqtada al-Sadr, yang merupakan pemenang dari pemilu bulan lalu, menyebutkan kalau serangan teroris itu bertujuan untuk menjatuhkan kembali situasi Irak menjadi kacau yang nantinya bisa dikendalikan oleh pasukan non-pemerintah.

Amerika Serikat, PBB, Arab Saudi dan Iran juga mengutuk serangan tersebut.

Serangan itu terjadi setelah dua hari lalu ada konflik antara pasukan pemerintah dengan para pendukung partai politik Iran yang kehilangan kursi parlemen setelah pemilu 10 Oktober. Kedua kubu mempunyai dukungan dari kelompok bersenjata.

(RAG)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2  +  5  =