Channel9.id-Iraq. Setidaknya 44 orang meninggal dan 67 orang lainnya mengalami luka-luka setelah terjadinya kebakaran di rumah sakit penanganan Covid-19 di daerah selatan Iraq, kota Nassiriya, ungkap pihak kepolisian di hari Senin (12/7/2021) malam. Dikabarkan kalau kebakaran itu disebabkan karena ada ledakan tangki oksigen.
Perdana Menteri Mustafa a-Kadhimi mengadakan diskusi darurat setelah terjadinya insiden tersebut dan diputuskan akan memecat dan menangkap manajer kesehatan dan pertahanan sipil Nassiriya.
Manajer rumah sakit tersebut dikabarkan juga akan dipecat dan ditangkap.
Iraq dimana negaranya sudah cukup kesulitan dengan masalah peperangan dan sanksi luar negeri, sistem kesehatannya kini juga sedang kesulitan untuk beradaptasi dengan krisis virus corona yang sudah menewaskan 17,592 warganya dan menular ke 1,4 juta warganya.
“Petugas kesehatan membawa jenazah-jenazah keluar dari rumah sakit yang terbakar itu, disaat yang bersamaan banyak pasien yang batuk-batuk karena asap yang semakin tebal,” lapor wartawan Reuters di tempat kejadian kebakaran.
Petugas kesehatan Nassiriya mengungkapkan kalau operasi pencarian di rumah sakit penanganan Covid-19 al-Hussain masih terus dilakukan setelah api berhasil dipadamkan, namun tebalnya asap membuat beberapa daerah sulit diakses.
“Kebakaran itu telah membuat banyak pasien di bangsal Covid-19 terjebak dan tim penyelamat kesulitan untuk masuk kesana,” ucap seorang petugas kesehatan kepada Reuters sebelum mereka masuk untuk melakukan operasi pencarian.
Investigasi awal polisi mengindikasikan kalau meledaknya sebuah tangki gas oksigen di bangsal Covid-19 merupakan penyebab terjadinya kebakaran.
“Saya mendengar suara ledakan besar dari dalam bangsal Covid-19 dan tak lama api menjalar kemana-mana,” kati Ali Muhsin, satpam rumah sakit tersebut yang juga membantu menyelamatkan pasien.
Kementerian Kesehatan menyatakan kalau jumlah korban jiwa kebakaran tersebut masih bisa naik karena masih banyak pasien yang belum ditemukan. Mereka menambahkan kalau ada dua pekerja kesehatan yang meninggal karena kebakaran tersebut.
Banyak pihak keluarga yang marah berkumpul di depan rumah sakit dan sempat bentrok dengan petugas kepolisian.
Lelah dengan kekerasan polisi, warga Iraq juga sering mengalami insiden kecelakaan karena korupsi pendanaan infrastruktur menyebabkan fasilitas umum tidak berfungsi dengan maksimal. Selama pandemi virus corona, banyak rumah sakit yang kewalahan dengan membludaknya jumlah pasien dan sedikitnya stok suplai peralatan dan obat-obatan.
“Pejabat koruptor harus bertanggung jawab atas kebakaran dan meninggalnya banyak pasien tak bersalah. Saya bahkan kesulitan untuk menemukan jenazah ayah saya,” ujar seorang pemuda yang mencari ayahnya diantara jenazah-jenazah yang sudah ditutupi kain di halaman rumah sakit.
(RAG)