Opini

Runtuhnya Sebuah Hegemoni

Oleh: Rudi Andries*

Channel9.id-Jakarta. Perang Ukraina masih berlangsung, dan permainan di luar medan perang Ukraina antara AS versus Rusia, China dan negara² lain bahkan lebih mendebarkan!

Di Ukraina Rusia menyerbu kota menerabas markas musuh.

Di luar medan perang, AS sedang berpanen raya.

AS dengan ganas bak harimau lapar memaksakan berbagai kegilaannya, membuat Rusia dan Uni Eropa akhirnya saling bermusuhan, dan berhasil membuat kekayaan Eropa mengalir ke Amerika.

Coba perhatikan, sejak pecahnya Pandemi Covid-19,
AS telah menggerakkan mesin cetak uangnya, mencetak Triliunan Dolar untuk digelontorkan ke dalam pasar US dollar dunia.

Padahal semula di tengah sorotan skeptis dunia, dolar mulai terdepresiasi, dan proses de-dolarisasi terjadi di mana-mana.

Sekarang, dengan pecahnya perang Ukraina, Euro yang di ujung tombak, telah terjerambab tajam, dan dolar yang dijauhi sekali lagi menjadi mata uang pengaman. Dolar terhadap Euro pun melonjak naik.

Di tengah naik dan turun,
harta hasil kerja keras rakyat Eropa dengan mudah masuk dalam kantong AS.

Melihat operasi ini, ternyata AS menghasilkan banyak uang, hal ini telah menyadarkan banyak negara, bagaimana caranya AS menjarah dunia lewat hegemoni US Dollar.

AS juga menggunakan dolar sebagai senjata melawan Rusia, ini tentu membuat semua negara yang menggunakan dolar gemetar.

Cara AS yang begitu rakus inilah, yang memaksa Rusia dan China membentuk aliansi kokoh.

Setelah dikeluarkan dari sistem transaksi US dollar oleh AS, Rusia segera mengumumkan bahwa mereka akan menggunakan RMB Yuan untuk transaksi energi dengan China.

Rusia telah mengaktifkan transaksi Yuan digital, berarti tidak hanya Rusia dan China yang dapat berdagang dalam Yuan, negara lain pun dapat membeli minyak Rusia dengan Yuan.

Transaksi energi antara Rusia dan India juga menggunakan nilai tukar RMB sebagai unit referensi dan metode currency settlement.

Melihat kekayaan hasil kerja keras banyak negara dijarah oleh dolar AS dalam semalam, semua negara di dunia diam² terkejut, dan gelombang de-dolarisasi juga melonjak.

Kali ini, di antara negara² yang melakukan de-dolarisasi, terdapat Arab Saudi, sekutu terpenting AS di Timur Tengah.

Menurut laporan media,
Arab Saudi, negara penghasil minyak utama di Timur Tengah dan sekutu penting AS, tiba² mengumumkan keputusan besar untuk ikut bergabung dalam sistim transaksi minyak RMB.

Berangsur-angsur setelah Iran, Rusia, Suriah, Venezuela dan negara² lain telah mengumumkan mereka akan menggunakan RMB untuk transaksi minyak, negara minyak lain yang penting seperti Arab Saudi menyusul.

Sebagai salah satu sekutu penting AS di Timur Tengah, Arab Saudi adalah mitra utama hegemoni minyak AS,

AS mengontrol hegemoni minyak yaitu pembelian minyak dengan Arab Saudi harus diselesaikan dalam dolar AS. Hegemoni dolar AS dengan cepat menggenggam dunia, AS pun bisa sambil tiduran menghisap harta seluruh dunia.

Sebenarnya ketika banyak negara telah mengadopsi RMB untuk transaksi minyak dengan China, Arab Saudi sudah lama ingin mencoba, tetapi telah dicegah oleh AS.

Tapi kali ini, Arab Saudi nampaknya nekat,
tidak menghiraukan peringatan dari AS,
Arab Saudi bersikeras membuat transaksi minyak ke China dengan RMB.
Artinya secara resmi bergabung ke sistim pembayaran RMB.

Kini ekspor minyak Arab Saudi ke China sudah mendekati 30% dari total ekspornya.

Ini jelas merupakan pukulan besar bagi hegemoni dolar AS.

Dapat dikatakan, justru tindakan menekan-nekan negara lain, dengan gaya makan yang rakus dan brutal dari AS telah mempercepat proses internasionalisasi RMB.

Pembelotan Arab Saudi meninggalkan dolar AS dan beralih ke RMB, benar² membunyikan lonceng kematian bagi hegemoni US dolar!

Yang lebih memusingkan AS, ketika pertandingan antara AS dan Rusia sedang panas, Iran tiba² meluncurkan 12 rudal ke kedutaan dan konsulat AS di Irak, sebagai unjuk solidaritas ke Rusia dengan cara yang sederhana dan kasar.

Dan Presiden Rusia Vladimir Putin dengan cepat membalas budi dengan memutuskan menjual 24 jet tempur Su-35 ke Iran.

Selain itu, Rusia juga dapat mengekspor batch system rudal pertahanan udara S-400 ke Iran.

Tempo hari karena situasi di Timur Tengah, Rusia belum menjual jet tempur Su-35 dan rudal pencegahan dan pengendalian S-400 ke Iran. Namun kini Rusia tiba² mengumumkan bahwa mereka akan menjual jet tempur dan rudal pertahanan udara tercanggih ke Iran. Hal ini membuat kekuatan militer Iran menjadi lebih kuat.

Iran dan Rusia pun lebih kukuh merapatkan diri.

Jika Rusia memberi Iran perlindungan nuklir, atau bahkan mengizinkan Iran memiliki senjata nuklir, itu akan menjadi mimpi buruk bagi AS dan seluruh Barat.

Pemaksaan AS terhadap Rusia, memunculkan adegan yang tidak ingin dilihat AS, yakni memaksa China, Rusia, dan Iran bergabung ke dalam satu kubu perang.

Bahkan sekarang China dan Rusia bersama-sama menantang hegemoni US Dollar, menolak hegemoni AS!

Di belakang, negara² seperti India, Brasil, Pakistan bahkan tetangga Amerika, Meksiko, memilih untuk tidak ikut berkubang di lumpur bersama AS, negara² ini menyumbang lebih dari setengah populasi dunia.

Kegilaan Amerika lah yang membuat dunia semakin terpecah-pecah, bersama dengan itu, era di mana AS menjadi negara tunggal yang mendominasi dunia akan lenyap tak kembali lagi!

Arus perubahan di dunia bergulung-gulung takkan terbendung.

Mari kita lihat, apakah akan tiba saat hegemoni US dollar runtuh yang diikuti hegemoni AS ambruk!

Kompilasi dari berbagai sumber. RA – Lapeksi

*Peneliti Lembaga Pengkajian Strategis Indonesia (Lapeksi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

7  +  2  =