Channel9.id-Jakarta. Disney+ baru saja meluncurkan opsi langganan yang didukung iklan, “Disney+ Basic”, lapor TechCrunch. Opsi ini dibanderol dengan harga $7,99 atau sekitar Rp124 ribu per bulan. Opsi ini baru tersedia di Amerika Serikat, dan Disney+ akan meluncurkan opsi tersebut ke negara lain pada tahun depan.
Dengan peluncuran Disney+ Basic itu, Netflix jadi punya pesaing tangguh di ranah opsi dukungan iklan. Misalnya, Disney+ Basic tak hanya memungkinkan penonton melakukan streaming video berkualitas tinggi, termasuk Full HD, HDR10, 4K Ultra HD, Dolby Vision, dan Rasio Aspek yang Diperluas dengan IMAX Enhanced. Tetapi juga memungkinkan pelanggan melakukan streaming hingga empat perangkat secara bersamaan. Selain itu, iklannya juga menyertakan katalog konten lengkap Disney+.
Sementara itu, paket Netflix yang didukung iklan hanya mendukung kualitas video HD 720p. Kemudian pelanggan hanya bisa melakukan streaming di satu perangkat pada waktu yang sama. Selain itu, sekitar 5% hingga 10% pustaka konten Netflix tidak ada karena pembatasan lisensi.
Namun, ada kesamaan bahwa Disney+ Basic maupun paket “Basic with ads” Netflix sama-sama tak mengizinkan menonton atau mengunduh secara offline.
Fitur lain yang tak termasuk dalam paket Disney+ Basic ialah GroupWatch, SharePlay, dan Dolby Atmos. Namun, juru bicara Disney mengatakan bahwa perusahaan berharap untuk mendukung ini di masa depan, namun waktunya belum bisa dipastikan.
Juru bicara Disney menjelaskan bahwa iklan di Disney+ akan tayang sekitar 15 hingga 30 atau 45 detik. Sebelumnya, Disney+ membatasi total pemuatan iklan menjadi rata-rata empat menit iklan per jam. Sementara itu, konten prasekolah tak memiliki iklan.
Disney+ juga mengubah Disney Bundle. Disney Bundle Duo (Disney+ Basic dan paket iklan Hulu) akan dibanderol dengan harga $9,99/bulan (sekitar Rp155 ribu). Ada juga Disney Bundle Trio Basic (Disney+ Basic, paket iklan Hulu, dan ESPN+) akan menjadi $12,99/bulan (sekitar Rp202 ribu) dan Disney Bundle Trio Premium dengan harga $19,99/bulan (sekitar Rp311 ribu).
Disney+ juga menaikkan harga langganan Premium bebas iklan menjadi $10,99/bulan (sekitar Rp171 ribu), naik dari $7,99 (sekitar Rp124 ribu).
Menurut TechCrunch, kendati Disney+ meluncurkan tingkat yang lebih murah, kenyataannya pelanggan harus membayar harga yang sama untuk paket yang kini didukung iklan.
Firma riset Kantar menemukan bahwa 23% pelanggan Disney+ yang ada berencana untuk beralih ke opsi yang didukung iklan. Artinya, lebih dari 37 juta pelanggan memilih untuk membayar harga yang sama seperti biasanya, bukan paket berlangganan tanpa iklan—yang bisa dibilang lebih murah.
Adapun alasan utama Disney+ meluncurkan tingkat yang didukung iklan ialah untuk memperluas layanannya ke pelanggan baru. Disney sebelumnya mengatakan bahwa opsi baru ini akan membantu pihaknya mencapai target 230-260 juta pelanggan Disney+ pada per 2024. Diketahui, pada kuartal keempat 2022, pelanggan global mencapai 164,2 juta orang, termasuk 46,4 juta pelanggan domestik.
Selain itu, divisi “direct-to-consumer” Disney kehilangan $1,5 miliar (sekitar Rp23,3 triliun). Adapun opsi baru yang didukung iklan dinilai sebagai aliran cuan baru yang potensial bagi perusahaan. Pada peluncuran opsi tersebut, Disney mengklaim bahwa Disney+ Basic sudah memiliki lebih dari 100 pengiklan.