Channel9.id-Jakarta. Polda Metro Jaya mengerahkan 200 personel demi mengamankan aksi unjuk rasa bertajuk ‘Aksi Damai 221 Priok Bersatu’, Rabu (22/1).
“Kekuatan kurang lebih 200 anggota di Kemenkumham,” ungkap Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus saat mengonfirmasi, Rabu (22/1).
Rencananya, aksi itu akan dilaksanakan di depan Gedung Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan. Dikabarkan, beberapa orang akan menyambangi kantor Yasonna Laoly itu. Peserta aksi mengaku sakit hati.
Perihal pengalihan dan rekayasa lalu lintas di area lokasi bersifat situasional, ungkap Yusri. Maksudnya, diterapkan berdasarkan kebutuhan di lapangan.
Yusri mengatakan pihaknya sudah menerima surat pemberitahuan terkait aksi tersebut. Namun, ia tak merinci kapan surat itu diterima. “Sudah ada pemberitahuannya ke Polda,” katanya.
Berdasarkan rilis aksi yang beredar, aksi tersebut ditujukan untuk menuntut Menkumham Yasonna Laoly meminta maaf kepada masyarakat Tanjung Priok. Dalam rilis tersebut pun disebutkan massa aksi berkumpul pada pukul 09.00 WIB di dua lokasi, yakni di Pos 9 Mambu dan di Halte Bus Plumpang.
Peserta aksi menuntut permintaan maaf lantaran Yasonna menyebut Tanjung Priok daerah miskin, kumuh, dan kriminal.
Saat memberikan pengarahan di Lapas Narkotika Kelas IIA Jatinegara, Jakarta, Kamis (16/1), Yasonna mencontohkan dua anak yang lahir dan besar di dua daerah yang berbeda, yakni Menteng dan Tanjung Priok.
Yasonna dengan yakin berkata, jika anak yang lahir dari kawasan Tanjung Priok yang notebenenya keras dan tingginya tindakan kriminal akan melakukan hal serupa di masa depan.
“Yang membuat itu menjadi besar adalah penyakit sosial yang ada. Itu sebabnya kejahatan lebih banyak terjadi di daerah-daerah miskin. Slum areas (daerah kumuh), bukan di Menteng. Anak-anak Menteng tidak, tapi coba pergi ke Tanjung Priok. Di situ ada kriminal, lahir dari kemiskinan,” tutur Yasonna.
(LH)