Channel9.id-Jakarta. Satgas Penanganan COVID-19 meminta masyarakat tidak terpengaruh serta menyebarluaskan berita bohong atau hoaks. Seperti video hoaks terkait vaksin anak 6 – 11 tahun yang menyatakan anak-anak dimanfaatkan sebagai kelinci percobaan vaksin.
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito menegaskan bahwa vaksin anak usia 6-11 tahun adalah usaha perlindungan ekstra bagi anak-anak dan orang-orang di sekitarnya. Untuk itu, masyarakat diminta bijak dalam menerima informasi dan malahan tidak menyebarluaskan atau membuat konten video tanpa basis ilmiah.
“Mohon siapapun untuk tidak membuat konten informasi yang salah dan tidak berbasis fakta serta data ilmiah dari sumber terpercaya. Karena terdapat sanksi hukum apabila menyebar dan menimbulkan misinformasi atau disinformasi,” tegas Wiku dalam Keterangan Pers Perkembangan Penanganan COVID-19, Kamis (23/11/2021).
Wiku menghimbau, masyarakat selektif dalam menerima informasi. Sebagai contoh, terkait vaksin anak usia 6 – 11 tahun, terdapat fakta-fakta yang dapat dicermati.
Pertama, vaksin jenis Sinovac baik yang langsung diproduksi oleh Sinovac di Cina, atau Coronavac maupun yang diolah oleh Biofarma telah mendapatkan persetujuan penggunaan pada masa darurat atau Emergency Use of Authorization (EUA), serta penerbitan nomor izin edar dari Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (POM).
“Kedua, berdasarkan hasil laporan ilmiah dari uji coba telah dilakukan, pemantauan berkala kepada penerima vaksin di Cina,”imbuh Wiku.
Ketiga, lanjutnya, EUA yang diberikan juga menjadi upaya percepatan proses pengembangan registrasi dan evaluasi vaksin tanpa melupakan aspek mutu keamanan dan khasiatnya.
Vaksinasi anak dilakukan di berbagai sentra seperti Puskesmas, Rumah Sakit, pos pelayanan vaksinasi, di sekolah atau satuan pendidikan lainnya maupun lembaga Kesejahteraan sosial anak.
“Saya harapkan masyarakat tidak ikut menyebarkan konten tanpa basis ilmiah yang semata-mata dibuat untuk menyebarkan ketakutan,” tandas Wiku.
Tim Komunikasi Komite Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dan Pemulihan Ekonomi Nasional