Channel9.id-Jakarta. Sekolah Maryland sedang mengajukan gugatan terhadap perusahaan teknologi penyedia media sosial yang disebut berbahaya untuk siswa.
Vivek Murthy, kepala badan kesehatan masyarakat Amerika Serikat, umumkan potensi bahaya bagi pengguna media sosial karena diduga menyebabkan masalah mental bagi pengguna muda. Murthy menyebut bahwa kaum remaja cenderung menghabiskan waktu sampai sekitar tiga jam di depan layar ponsel pintarnya untuk akses media sosial. Hal ini berdampak pada meningkatnya gejala depresi dan kecemasan.
Dalam surat pernyataan yang dirilis oleh organisasi kesehatan masyarakat yang dipimpin oleh Murthy, 95% remaja dengan rentang usia 13-17 menggunakan media sosial secara terus menerus. Disebutkan juga 1 dari 3 pemuda mengakses media sosial ini sampai tengah malam.
Hal ini dapat menimbulkan bayangan tidak realistik bagi kaum muda yang berpotensi menimbulkan ketidakpuasaan terhadap fisiknya, sikap membanding-bandingkan secara negative, dan rendahnya kepercayaan diri.
Dengan pertimbangan tersebut, Sekolah distrik Maryland sedang mengajukan gugatan terhadap perusahaan raksasa dibalik layanan media sosial. Disebutkan bahwa gugatab tersebut bahwa media sosial yang dimiliki oleh perusahaan teknologi tersebut berbahaya dan membuat candu. Dampaknya adalah krisis kesehatan mental di kalangan siswa.
Surat tuntutan sepanjang 184 halaman itu menuliskan berbagai hal yang dianggap bermasalah dari layanan Instagram, Facebook, Youtube, Snapchat, dan Tiktok. Salah satu hal yang dianggap bermasalah adalah rekayasan sosial membuat candu di otak anak-anak.
Kesenangan berselancar di media sosial diduga memantik zat kesenangan (dopamine) yang jadi motivasi untuk terus menonton laman media sosial. Hal inilah yang mendorong pengguna untuk terus berada dalam lingkaran penggunaan layanan media sosial secara terus menerus dan berlebihan.
Surat tuntutan yang diajukan oleh Lembaga Pendidikan Amerika Serikat itu menyebutkan bahwa tertuntut (perusahaan teknologi) kerap kali mengembangkan cara untuk mengejar pertunbuhan penggunanya dengan mengabaikan kesehatan penggunanya.
Disamping sekolah distrik Maryland, Sekolah Howard County Public School juga dilaporkan telah mengambil langkah hukum terhadap perusahaan pengembang media social ini terkait dampak negatif media sosial terhadap mental peserta didik.
Dilansir dari Theverge, beberapa juru bicara perusahaan teknologi telah merespon keresahan public terkait teknologi yang dianggap menganggu kesehatan kaum muda.
Antigone David, kepala keamanan Meta, perusahaan dibalik Facebook, menyebutkan bahwa perusahaannya telah mengembangkan teknologi yang dapat menyaring konten sensitif. Sedangkan Jose Castaneda, juru bicara Google, menyebutkan bahwa perusahaannya telah berkolaborasi dengan konsultan dan spesialis perkembangan anak sehingga konten di Youtube akan sesuai dengan umur dan orang tua anak memiliki kontrol terhadapnya.
Beberapa langkah telah diambil oleh pembuat hukum di beberapa negara bagian diantaranya adalah Utah dan Arkansas Keduanya, melalui produk legislasi, telah mendorong pembatasan akses media sosial terhadap remaja dan anak dibawah umur.
(FB)