Sempat Positif Covid-19, Guru Ini Bikin Wayang Untuk Semangati Siswa dan Nakes
Lifestyle & Sport

Sempat Positif Covid-19, Guru Ini Bikin Wayang Untuk Semangati Siswa dan Nakes

Channel9.id-Jakarta. Pasien pengidap Covid-19 harus diisolasi guna memutus rantai penularannya. Selama diisolasi, mereka harus absen dari kebiasaan sehari-hari, terutama aktivitas fisik yang berat. Mereka harus lebih banyak beristirahat agar segera pulih.

Tak jarang para pasien itu membagikan kisahnya melalui media sosial dalam memerangi Covid-19. Di antara kisah-kisah tersebut, ada satu yang unik, yaitu kisah pasien Covid-19 di RS Pertamina yang menyulap kotak makan bekasnya menjadi wayang.

Pada Selasa (23/2) lalu, kisah unik itu diunggah oleh akun TikTok @itsnatsir dan sempat viral di jagat maya. Video ini disukai lebih dari 75 ribu orang dan dikomentari ratusan orang per Senin (1/3) ini.

Melalui video tersebut, seorang petugas kesehatan berbagi cerita tentang pasien tersebut. “Jadi ini cerita seorang pasien yang bikin kita semakin semangat. Meski dirawat, bapak ini sangat kreatif. Dia bikin wayang dari bekas kotak makan tiap harinya,” tulis dalam video tersebut.

Selain itu, nampak pula tokoh pewayangan Pandawa Lima dalam wujud kertas tengah berjejer. Ada pula anggota Punakawan seperti Gareng, Semar, Bagong, dan Petruk. Selain karya itu, ada kertas bertuliskan “terima kasih” dari pasien kepada para tenaga kesehatan.

Setelah ditelusuri, diketahui bahwa si pasien adalah guru mata pelajaran Antropologi, Sosiologi, dan Teater di HighScope Indonesia. Ia adalah Ahmad Zayad.

Zayad mengatakan bahwa dirinya memang selalu terpikirkan untuk membuat suatu karya ketika melihat barang bekas.

“Ini hal yang selalu saya kembangkan dan selalu saya jaga, saya selalu memanfaatkan barang-barang bekas di sekolah, di kelas,” tuturnya saat dihubungi Channel9, Jumat (26/2).

Prinsip itu pun berlaku saat ia melihat tutup kotak makan di tempat isolasi. “Karenanya, saya minta dibawakan beberapa alat dari rumah, seperti spidol, gunting, solatip, sumpit kayu, dan sebagainya,” sambung Zayad.

Dengan menggunakan alat yang tersedia, Zayad kemudian membikin wayang. Ia sendiri mengaku bahwa membikin wayang adalah salah satu cara ia mengajar.

“Sebelumnya, saya minta anak-anak untuk membuat wayang kertas. Saat saya membuatnya di tempat isolasi, itu menjadi sarana untuk pendekatan kepada anak-anak. Saya juga mencontohkan jalan ceritanya (wayang),” kata dia.

Hasil pelatihan dan pengalaman mengajar belasan tahun, membikin pria lulusan Universitas Negeri Jakarta ini sadar bahwa menjadi guru harus mampu mengatur waktu, alur, hingga kelas. Berangkat dari semangat ini, meski ia sedang tak mengajar karena sakit, ia ingin memotivasi siswa-siswanya agar tetap semangat.

“Saya ingin memberi contoh kepada anak-anak, meski saya sakit, saya bisa mengerjakan apa yang mereka kerjakan (wayang)—tetap bisa melakukan sesuatu. Saya ingin membuat mereka semangat,” tutur Zayad.

Selain itu, ia ingin pembuatan dan hasil karyanya bisa menyenangkan hati para relawan dan tenaga kesehatan di RS.

“Mungkin mereka juga jenuh dan sebagai macamnya. Saya mau coba lakukan hal kecil saja untuk mereka. Waktu itu orang pantry, saya dibawakan kotak kertas nasi. Saya mengaku senang. Itu memang hal simpel, namun mereka bisa saja senang karena sadar bahwa dirinya dinanti-nanti oleh pasien. Lalu saya tuliskan terima kasih kepada seluruh tim dokter dan kawan-kawan melalui kotak nasi,” tutur Pria dengan tiga anak ini.

Perihal bagaimana ia tertular, ia tak tahu pasti. Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa dirinya baru keluar dari RS pada 17 Februari.

“Saya di RSPP Modular Simprug. Hari ke satu di ruang perawatan. Hari ke satu, malam ke ruang ICU selama 11 hari. Kembali ke ruang perawatan 5 hari. Total 16 hari di RSPP Modular Simprug,” terangnya.

Sepulangnya dari RS, Zayad harus melakukan isolasi mandiri di rumah selama 14 hari.

Saat ini, ia telah dinyatakan negatif dari Covid-19 dan masa isolasinya berakhir. Mulai Senin (1/3) ini, ia sudah mengajar dan tentunya secara daring. “Walaupun belum fit 100%,” imbuh Zayad.

Lebih lanjut, ia berpesan kepada publik untuk terus mematuhi protokol kesehatan Covid-19. “Kita ikuti saja apa yang menjadi anjuran dari pemerintah, seperti 3M dan 5M. Itu saja simpel,” katanya.

(LH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

9  +  1  =