Sering Mimpi Saat Tidur Ternyata Menurunkan Risiko Demensia
Lifestyle & Sport

Sering Mimpi Saat Tidur Ternyata Menurunkan Risiko Demensia

Channel9.id-Jakarta. Para peneliti menduga bahwa orang yang jarang bermimpi saat tidur lebih mungkin mengalami demensia di masa mendatang.

Untuk diketahui, demensia biasanya menyerang lansia, dan ini merupakan penyakit pikun yang ditandai dengan penurunan daya ingat, kebingungan, hingga perubahan perilaku lainnya. Kondisi ini disebabkan oleh rusaknya sel-sel otak, sehingga memengaruhi kemampuan mengingat, berkomunikasi, hingga berpikir.

Guna memastikan dugaan itu, peneliti melakukan penelitian yang kemudian diterbitkan dalam sebuah jurnal Neurology. Mereka mendapati bahwa orang yang jarang mimpi saat tidur ternyata lebih mungkin mengalami demensia. Sementara, orang yang sering mimpi justru tak mengalami demensia.

Maka dari itu, peneliti lantas menyimpulkan bahwa tak bermimpi bisa meningkatkan risiko demensia di masa tua. Sementara bermimpi bisa melindungi seseorang dari risiko demensia. Semakin sering mimpi saat tidur, maka semakin kecil risiko mengalami penyakit ini.

Mengapa bisa begitu? Penjelasannya begini. Ketika Kamu sedang tidur, Kamu akan melewati beberapa tahap dalam tidur, termasuk fase non-REM (Rapid Eye Movement) di mana Kamu mulai masuk ke alam tidur secara perlahan semakin dalam. Setelah itu, Kamu akan memasuki fase REM, fase di mana Kamu bermimpi. Pada fasei ini, otak akan lebih aktif, detak jantung cepat, dan mata bergerak cepat. Dalam sekali tidur, Kamu bisa mengalami banyak fase REM yang membuat Kamu sering bermimpi. Fase REM biasanya terjadi selama 1,5 sampai 2 jam dalam satu kali tidur.

Sementara itu, orang yang mengalami Alzheimer atau demensia memiliki fase REM yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan orang yang tak punya penyakit tersebut. Adapun fase REM yang lebih sedikit bisa diakibatkan oleh beberapa hal, termasuk stres, depresi, hingga gangguan tidur seperti insomnia yang memungkinkan durasi tidur lebih sedikit daripada yang seharusnya—sekitar 7—9 jam. Durasi tidur yang sedikit ini memungkinkan seseorang jarang bermimpi karena fase REM minim atau tak dialami.

Berbagai hal itu rupanya bisa meningkatkan risiko demensia. Jadi, lebih baik mulai sekarang Kamu memperbaiki pola tidur agar bisa sering mimpi dan akhirnya menurunkan risiko demensia di hari tua.

Selain itu, para ahli mendapati bahwa bermimpi membuat otak lebih aktif di malam hari—di dalam fase REM saat tidur. Hal ini kemudian bisa mencegah kerusakan sel-sel saraf di masa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  23  =  32