Ekbis

SHS Disiapkan Jadi Pusat Benih Padi Modern, Kunci Swasembada Era Prabowo

Channel9.id, Jakarta – Upaya menuju swasembada pangan nasional kembali diperkuat lewat dorongan untuk merevitalisasi PT Sang Hyang Seri (SHS) sebagai pusat benih padi nasional. Tak hanya mengenang sejarah masa lalu di era Presiden Soeharto, kunjungan Komisi IV DPR RI ke sentra pertanian SHS di Subang, Jawa Barat, menegaskan pentingnya riset dan penguatan ekosistem perbenihan dalam menjawab tantangan ketahanan pangan Indonesia ke depan.

Kepala Badan Pangan Nasional (NFA) Arief Prasetyo Adi menyampaikan, peran SHS perlu diperkuat sebagai bagian dari fondasi pertanian modern dan berkelanjutan. “Kita ingin SHS bangkit kembali, mampu menghasilkan benih-benih padi berkualitas. Ini bagian dari kontribusi untuk produksi nasional dan swasembada,” ujarnya saat meninjau kawasan pertanian SHS seluas 3.200 hektare bersama Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Soeharto, Kamis (3/7/2025).

Meski infrastruktur dasar seperti lahan dan sistem tanam telah berjalan, Arief menyoroti perlunya peremajaan fasilitas pabrik dan dukungan teknologi. “Dalam 3 bulan lagi akan ada panen. Kita dorong agar hasilnya optimal, targetnya di atas 8 ton per hektare,” katanya.

Dorongan Riset dan Benih Unggul Lokal

Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Soeharto, menekankan pentingnya pengembangan bibit unggul lokal melalui riset berbasis daerah. Ia berharap SHS bisa menjadi rumah riset strategis yang melibatkan putra-putri bangsa.

“Pak Harto dulu pernah ke sini tahun 1968 untuk program swasembada benih. Sekarang waktunya kita hidupkan kembali semangat itu, tapi dengan pendekatan baru: riset, teknologi, dan kolaborasi,” ungkap Titiek Soeharto.

Ia menambahkan, SHS perlu menjadi pusat inovasi padi, khususnya dalam mengembangkan varietas lokal yang unggul secara produktivitas dan ketahanan iklim.

Menurut data Badan Pusat Statistik, produktivitas padi Indonesia terus mengalami tren positif. Pada 2024, Indonesia mencatat produktivitas tertinggi dalam tujuh tahun terakhir, mencapai 5,3 ton per hektare. Namun, data FAO menunjukkan bahwa produksi beras Indonesia sempat menurun dari 35,1 juta ton (2022/2023) menjadi 34 juta ton (2024/2025).

Meski demikian, proyeksi FAO untuk 2025/2026 menyebut Indonesia bisa kembali mencetak rekor produksi sebesar 35,6 juta ton—menempatkan Indonesia di posisi empat besar produsen beras global.

Kondisi ini menunjukkan pentingnya menjaga keberlanjutan produksi dari hulu, terutama lewat ketersediaan benih berkualitas.

Direktur Utama PT Sang Hyang Seri, Adhi Cahyono Nugroho, menyatakan komitmen SHS untuk menjawab tantangan tersebut. “Kami fokus menjaga kualitas benih dan siap menjelaskan strategi pengembangan SHS dalam RDP bersama Komisi IV DPR,” ujarnya.

Revitalisasi SHS bukan sekadar mengenang masa lalu, melainkan investasi jangka panjang menuju kedaulatan pangan nasional dan kontribusi Indonesia sebagai lumbung pangan dunia, sebagaimana visi Presiden Prabowo Subianto yang ia sampaikan dalam forum internasional di Rusia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

34  +    =  39