Menaker.
Ekbis

Siasat Pemerintah Tanggulangi PHK, Menaker: Perluas Akses Usaha!

Channel9.id, Jakarta – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah buka suara ihwal PHK massal yang terjadi belakangan ini dan menyusutnya kelas menengah Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan, sebanyak 46.240 pekerja mengalami PHK sepanjang Januari hingga Agustus 2024. Pada paruh pertama 2024, tercatat 32.064 pekerja mengalami PHK hingga Juni 2024 atau naik 21,45% dibandingkan dengan periode yang sama pada 2023.

Ida mengungkapkan Kemnaker memiliki program perluasan kesempatan kerja, yakni Tenaga Kerja Mandiri (TKM) di mana pemerintah melalui program ini mendorong masyarakat untuk menjadi pelaku usaha.

“Kita lagi dorong agar mereka yang memilih untuk menjadi pelaku usaha, wiraswasta, itu diperlebar ruangnya,” ujarnya, dikutip Selasa (3/9/2024).

Kemnaker pada tahun ini memberikan kesempatan kepada 142.000 calon wirausahawan untuk terlibat dalam program TKM.

Ida menyebut, pemerintah akan memberikan program TKM lanjutan jika para peserta mampu merekrut tenaga kerja baru. Melalui program ini, Ida mengharapkan agar penurunan jumlah penduduk kelas menengah dapat dicegah, bahkan dapat meningkat.

“Ini adalah salah satu upaya kita agar jangan sampai kelas menengah ini turun kelas, malah justru naik kelas,” ujarnya.

Lebih lanjut, Ida juga mengatakan Kemenaker pun telah melakukan berbagai upaya untuk mempertahankan jumlah penduduk kelas menengah, yang salah satunya turun akibat maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK).

Mulai dari program Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) hingga mendorong masyarakat untuk berwirausaha.

Ida menyebut, salah satu upaya pemerintah untuk mempertahankan jumlah penduduk kelas menengah adalah dengan memastikan masyarakat dengan mudah mengakses jaminan sosial, diantaranya JKP.

“Kita punya program, Jaminan Kehilangan Pekerjaan,” kata Ida.

Di tengah maraknya PHK, jumlah kelas menengah RI tercatat makin menyusut. Badan Pusat Statistik mencatat hingga 2024, jumlah masyarakat yang masuk kategori ini sebesar 47,85 atau turun 9,48 juta dibanding saat pandemi yang sebanyak 57,33 juta orang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

40  +    =  44