Channel9.id – Jakarta. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani tak menampik bahwa pemutusan hubungan kerja (PHK) marak terjadi belakangan ini. Namun, ia mengklaim fenomena PHK itu juga diikuti dengan penciptaan lapangan kerja baru.
“Terjadinya PHK di satu tempat, tapi di sisi lain ada job creation. Menurut statistik 11 juta lebih dalam 3 tahun terakhir angkatan kerja baru atau lapangan kerja baru terbuka,” kata Sri Mulyani usai acara 8th AIFC: Islamic Public Finance Role and Optimization di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Jakarta, Jumat (4/10/2024).
Sri Mulyani mengatakan kondisi ini harus dilihat secara keseluruhan. Menurutnya, perekonomian Indonesia saat ini sedang mengalami transformasi sehingga banyak tenaga kerja baru yang muncul dari perkembangan sektor digital.
Ia mencontohkan mitra pengemudi ojek daring atau ojek online (ojol) dari perusahaan-perusahaan penyedia jasa transportasi (ride hailing). Padahal, sebelumnya, banyak lapangan kerja dari sektor-sektor manufaktur yang memang bersifat padat karya, seperti alas kaki, tekstil dan garmen.
“Adalah juga munculnya kesempatan kerja baru karena sektor digital. Seperti Gojek dan yang lain-lain itu muncul sebagai suatu fenomena recent. Jadi kita harus melihat ekonomi Indonesia mengalami perubahan karena adanya berbagai faktor. Entah itu adalah karena teknologi, entah karena perubahan dari struktur ekonominya,” ujar Sri Mulyani.
Meski begitu, Sri Mulyani mengaku tak akan tutup mata dengan banyaknya PHK yang terjadi. Kata dia, pemerintah bakal terus berupaya mendukung masyarakat paling rentan untuk mendapatkan dukungan, baik dalam bentuk bantuan sosial atau pelatihan.
“Dan di sisi lain memperbaiki iklim investasi sehingga muncul lapangan kerja baru,” tegasnya.
Adapun Kementerian Ketenagakerjaan mencatat PHK mencapai 45 ribu dari awal tahun hingga akhir Agustus kemarin.
Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial (PHI Jamsos) Kemnaker Indah Anggoro Putri mengatakan jumlah tersebut naik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
“PHK 45.762 per hari ini, 23 Agustus. Naik, di Juli aja kan disparitasnya udah sekitar 4.000-an lebih. Sekarang pasti naik 5.000 dibanding dengan Agustus 2023,” ujar Indah dalam acara NakerFest di JiExpo Kemayoran, Jumat (23/8/2024).
Menurut Indah, sektor yang paling banyak terkena PHK adalah manufaktur atau industri pengolahan, seperti tekstil, garmen hingga alas kaki. Sedangkan, untuk wilayahnya terbanyak di Jawa Tengah, Banten dan Jawa Barat.
HT