Channel9.id-Jakarta. Staf Milenial Presiden Jokowi Adamas Belva Syah Devara menyebut kalangan milenial adalah generasi penular virus Corona terbesar. Dia mengimbau untuk disiplin menjaga jarak dan tetap di rumah.
“Seperti kita ketahui bersama kasus Coronavirus ini semakin lama sudah semakin tinggi, semakin lama semakin banyak kasus, tentunya ini perlu bantuan dari kita semua, karena kalau kita hanya fokus mitigasi itu sangat sulit,” kata Belva dalam konferensi pers via YouTube, Senin (23/3).
Menurutnya, edukasi juga menjadi bagian yang penting. Lantaran, virus Corona tidak menyebar dengan sendiri, tapi andil manusia yang menyebarkannya.
“Jadi kita semua itu harus aware, harus tahu peran kita sendiri untuk menghentikan penyebaran virus ini yaitu dengan jaga jarak. karena kalau kita hanya fokus di mitigasi itu nanti akan sangat berbahaya, kita harus mulai dari kita sendiri, kita tidak sedang berperang dengan siapa-siapa, tapi kita berperang dengan diri sendiri,” tuturnya.
Ia menekankan generasi milenial juga menjadi kunci untuk menghentikan penyebaran virus ini. Sebagai milenial, banyak hal yang bisa dilakukan dalam memerangi Corona, di antaranya yakni social distance dan tetap di rumah.
“Ini kalau saya melihat tadi ini saja saya sangat terpaksa ke sini ya, karena saya biasanya juga work from home, dalam perjalanan ke sini ternyata di jalanan juga masih ramai, itu artinya masih banyak yang ngeyel, masih banyak yang tidak percaya tentang adanya virus ini,” ujarnya.
Dia mengakui memang masih banyak orang yang harus bekerja. Namun jika bisa bekerja dari rumah, maka sebaiknya setop dulu hangout dan aktivitas tidak penting lainnya.
“Di rumah saja dulu. Kenapa itu penting, karena generasi milenial ini adalah generasi penular terbesar, generasi milenial adalah generasi penular terbesar,” tuturnya.
Belva mencontohkan kasus di Korea Selatan, 250 ribu-300 ribu orang dites baik muda maupun tua. Hasilnya, 30 persen dari kasus Corona ternyata usia dari 20-29 tahun.
“Ini tiga kali lebih besar dari age group selanjutnya di 30-39, dan dua kali lebih besar dari pada age group 40-49. Jadi mayoritas sebenarnya yang sakit itu anak muda,” ucapnya.
Namun ironisnya, Belva menyayangkan banyak anak muda yang meremehkan dan menganggap tidak berbahaya bagi dirinya. Padahal sebenarnya berbahaya untuk orangtua, keluarga, dan lainnya.
“Jadi semua harus tahu, bahwa kita semua berperan penting untuk setop penyebaran virus ini. Kalau 30 persen kasusnya adalah 20-29, dan kalian tetap meremehkan, kalian tetap keluar rumah, tetap warawiri, itu adalah kuncinya untuk virus ini menyebar dengan cepat. Karena biasanya anak muda ini paling banyak geraknya,” tuturnya.
(virdika rizky utama)