Channel9.id-Jakarta. Menjelang Pemilu 2024, WhatsApp mempersiapkan sejumlah fitur untuk mencegah misinformasi, penyebaran hoax, hingga “black campaign” atau kampanye hitam.
Untuk mencegah misinformasi, WhatsApp mengandalkan sejumlah pendekatan. Hal ini dipaparkan oleh Esther Samboh, Manajer Kebijakan Publik WhatsApp untuk Indonesia, belum lama ini.
Pendekatan pertama yaitu dari sisi produk, kata Esther, berupa fitur seperti pembatasan forward pesan. Fitur ini sudah diperkenalkan di Indonesia menjelang Pemilu 2019 lalu. Dengan fitur ini, pengguna hanya bisa meneruskan pesan ke maksimal lima chat saja, termasuk satu grup. Selain itu, pesan yang sudah diteruskan berkali-kali juga hanya bisa diteruskan ke satu chat saja.
“Pembaruan ini sudah dilakukan beberapa tahun lalu dan sudah meminimalisasi jenis-jenis pesan seperti ini secara cukup dramatis,” ujar Esther. “Tercatat lebih dari 20% pesan-pesan yang diteruskan itu berkurang.”
Esther melanjutkan bahwa kebiijakan itu bisa menekan aktivitas meneruskan pesan berkali-kali hingga 70%.
Lebih lanjut, ia mengimbau kepada semua pengguna WhatsApp agar lebih waspada jika menemukan pesan berlabel ‘Diteruskan’ atau ‘Diteruskan berkali-kali’. “Itu tandanyai ini pesan bukan dari orang yang mengirimkan ke kita, apalagi yang sudah ‘forwarded many times’ atau diteruskan berkali-kali… mungkin kita nggak tahu siapa yang pertama mengirimkan,” terangnya.
Esther menekankan, bila pesan atau akun tampak mencrigakan, sebaiknya pengguna tak segan memblokir dan melaporkan akun tersebut. Laporan ini akan ditangkap oleh teknologi “machine learning” WhatsApp, yang berfungsi untuk mendeteksi sesuatu yang mencurigakan.
“Secara proaktif sudah ada lebih dari 8 juta akun yang dilarang di WhatsApp setiap bulan dan lebih dari 70% di antaranya itu proaktif tanpa ada laporan pengguna sama sekali,” sambung dia.
WhatsApp juga bekerja sama dengan organisasi pengecek fakta. “Kita juga bekerja sama dengan pemerintah termasuk di sini organisasi pemilu seperi KPU, Bawaslu, Kominfo untuk memastikan keamanan dari informasi yang beredar terutama di tahun-tahun yang terkait pemilu dan kampanye pemilu juga,” lanjut dia.