Channel9.id-Jakarta. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa konsumsi kopi tanpa kafein, kopi bubuk, dan kopi instan berkaitan dengan risiko masalah kardiovaskular dan kematian dini yang lebih rendah. Namun, temuan ini tak semata-mata langsung mengonfirmasi hubungan sebab-akibat langsung antara kopi dan kesehatan kita.
Dilansir dari Gizmodo, para peneliti di Australia menganalisis data dari UK Biobank—yakni sebuah proyek penelitian jangka panjang yang melacak kesehatan penduduk negara tersebut. Pada awal proyek, para sukarelawan merinci kebiasaan diet mereka, termasuk jumlah dan jenis minum kopi apa yang biasa mereka minum.
Baca juga: Mana yang Lebih Sehat, Kopi Pakai Gula Aren atau Gula Putih?
Para peneliti melibatkan 450.000 sukarelawan yang tak punya masalah kardiovaskular, dan berusia di atas 40 tahun. Kemudian peneliti melacak kesehatan dan kasus kematian mereka di 12 tahun selanjutnya.
Selanjutnya didapati bahwa peminum kopi lebih kecil kemungkinannya untuk mengembangkan penyakit kardiovaskular dan meninggal karena sebab apa pun di rentang 12 tahun itu—jika dibandingkan dengan bukan peminum kopi.
Ada perbedaan hasil penelitian pula terkait jumlah dan jenis kopi yang diminum. Orang yang minum 2—3 cangkir kopi tanpa kafein, kopi bubuk, atau kopi instan mengalami penurunan risiko kematian terbesar. Sementara itu, orang yang meminum kopi bubuk dan kopi instan sebanyak 1—5 cangkir sehari adalah kelompok yang paling kecil kemungkinannya mengalami aritmia—atau detak jantung tidak teratur. Adapun orang yang minum kopi tanpa kafein tak mendapat manfaat apa pun. Temuan ini dipublikasikan di European Journal of Preventive Cardiology pada Senin (26/9) ini.
Diketahui, memang sudah ada banyak penelitian yang menunjukkan bahwa secara keseluruhan, konsumsi kopi baik untuk peminumnya. Manfaat ini juga tercatat pada penelitian yang menganalisis data UK Biobank yang diterbitkan Mei lalu. Adapun penelitian terbaru ini hanya segelitir dari berbagai penelitian yang melihat secara khusus jenis kopi yang diminum orang. Didapati bahwa manfaat kopi kemungkinan tak hanya dari kafein, tetapi dari bahan-bahan lain dan bagaimana kopi itu disiapkan. Misalnya, ditemukan bukti bahwa senyawa yang disebut diterpen bisa meningkatkan risiko kolesterol LDL (jenis “jahat”), dan senyawa berminyak ini umum ditemukan dalam kopi bubuk yang diseduh tanpa filter.
“Kafein adalah komponen terkenal dalam kopi, tetapi minuman tersebut mengandung lebih dari 100 komponen biologis aktif. Kemungkinan senyawa non-kafein bertanggung jawab atas hubungan positif yang diamati antara minum kopi, penyakit kardiovaskular, dan kelangsungan hidup, ”kata penulis studi Peter Kistler, seorang peneliti di Baker Heart and Diabetes Research Institute di Melbourne, dikutip dari Gizmodo.
Sebagaimana telah diketahui, kopi memang terbukti bermanfaat bagi kesehatan. Namun, yang jadi masalah adalah sulit memastikan lebih jauh mengenai hal itu. Sebagian besar penelitian tentang kopi mengandalkan analisis data tingkat populasi observasional, yang hanya menunjukkan korelasi antara dua faktor. Ini tak menunjukkan sebab-akibat langsung. Kendati para peneliti mencoba menjelaskan faktor-faktor lain mengapa ada korelasi tertentu, mereka tak selalu berhasil. Orang yang rutin minum kopi, misalnya, mungkin berbeda dengan bukan peminum dalam hal lain—bukan soal minum atau tak minum kopi—yang tak bisa dilihat data.
Menurut Gizmodo, mungkin cara terbaik untuk menyelesaikan perdebatan itu ialah dengan melakukan penelitian acak tentang minum kopi. Namun, ini tentunya membutuhkan biaya cukup besar.
Sementara itu, orang yang tak minum setiap hari, kemungkinan besar baik-baik saja. Adapun orang yang punya masalah kecemasan mungkin harus menghindari kafein, karena kafein akan memperburuk gejala mereka.