Lifestyle & Sport

Suku Tengger Gelar Yadnya Kasada Tanpa Wisatawan

Channel9.id-Probolinggo. Perayaan Yadnya Kasada tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya karena digelar di tengah pandemi.

Upacara Yadnya Kasada di Pura Luhur Poten Lautan Pasir Bromo, berlangsung lebih sederhana dan tertutup. Tidak ada hiruk pikuk suara knalpot, atau suara pertunjukan musik. Ritual keagamaan di Pura Luhur Poten pun berlangsung tertutup. Hanya warga Suku tengger dari empat Kabupaten sekitar lereng Bromo yang boleh masuk.

Larangan bagi warga luar dan pengunjung merupakan kesepakatan warga, dukun dan tokoh adat Tengger Bromo dari 4 daerah. Seperti Kabupaten Malang, Pasuruan, Lumajang dan Kabupaten Probolinggo. Penjagaan dilakukan di 4 pintu masuk dari 4 kabupaten ini, untuk mencegah penyebaran COVID-19 meluas atau menular ke warga Tengger.

Pihak Forkopimcam Sukapura menempatkan 4 pos dan portal di Desa Sapi Kerep, Ngadas, Ngadisari dan pos masuk di jaga petugas dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Petugas dan warga Tengger Bromo menjaga ketat di pos portal, yang bukan warga Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo langsung diminta putar balik, oleh petugas jaga yang dibantu pihak TNI/Polri setempat.

Salah seorang dukun Hindu Tengger Bromo, Sutomo berharap wabah Corona segera berlalu. Agar aktivitas warga bisa kembali normal.

“Yadnya Kasada atau Pujan Kasada tahun ini mengingatkan dan kembali seperti Kasada zaman dahulu. Sepi dan sunyinya membuat ritual lebih khidmat dan khusyuk saat berdoa ke Sang Hyang Widhi,” ujar Sutomo saat ditemui di Wisma Ucik, Probolinggo, Selasa (7/7/2020).

Puput Tantriana Sari, Bupati Probolinggo mengatakan, pemkab memfasilitasi kemauan warga Tengger Bromo. Di mana Kasada 2020 digelar tanpa warga luar dan wisatawan baik lokal maupun asing.

“Untuk Hari Raya Kasada tahun 2020, pihak Pemkab Probolinggo hanya memfasilitasi kemauan warga dan tokoh adat Tengger Bromo di saat pandemi Corona, tanpa warga dari luar dan wisatawan, untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19 ke warga di lereng Gunung Bromo. Untuk masalah pembukaan wisata Gunung Bromo, kita pasrahkan ke pihak pengelola TNBTS, masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Probolinggo, hanya siap kapan saja dibuka dengan syarat pemberlakuan protokol kesehatan ketat,” kata Tantriana.

“Semoga Hari Raya Yadnya Kasada 1942 Saka di saat ada wabah asal Wuhan China, upacara sesembahan berupa sesajen kepada Sang Hyang Widhi, memberikan keselamatan, kemakmuran, dan dibebaskan dari bencana alam, serta diberi kesehatan terbebas dari COVID-19, dan wabah virus Corona segera hilang dari muka bumi,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

5  +    =  12