Nasional

Survei FSGI: 21 Persen Sekolah Siap Hadapi Kenormalan Baru, Lebih Baik Pemerintah Perpanjang PJJ

Channel9.id – Jakarta. Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) memaparkan hasil survei Nasional tentang Kesiapan Sekolah Menghadapi Kenormalan Baru dalam Pembelajaran.

Adapun survei diikuti 1.656 responden guru/kepala sekolah/manajemen sekolah. Responden tersebar di 34 provinsi dan 245 kota/kabupaten di seluruh Indonesia. Mayoritas responden berada di zona hijau yaitu sebanyak 710 atau 42,9%.

Wasekjen FSGI Satriwan Salim menyatakan, berdasarkan hasil survei, sebanyak 55% responden sekolah belum siap menghadapi kenormalan baru. Sedangkan, sebanyak 21,3% responden siap menghadapi kenormalan baru.

“Kemudian, ada 15,3% menjawab ragu-ragu dan tidak tahu 3,5%. Ini artinya, mayoritas sekolah di zona hijau sesungguhnya belum siap menghadapi kenormalan baru,” kata Satriwan melalui konferensi pers via zoom, Selasa (16/6).

Ada beberapa kendala yang menyebabkan sekolah belum siap menghadapi kenormalan baru, mulai dari sarana prasarana hingga anggaran.

Kendala pertama adalah sarana prasarana. Satriwan menyatakan, sebanyak 53,4% responden mengaku sarana-prasarana atau infrastruktur menjadi kendala paling berat yang disiapkan sekolah.

“Dari angka ini jelas bahwa sekolah merasa sarana prasarana adalah komponen yang paling berat untuk menghadapi kenormalan baru. Artinya ketersediaan sarana prasarana belum ada di sekolah, walaupun berada di zona hijau,” katanya.

Kendala berikutnya terkait protokol kesehatan. Sebanyak 49,2% responden mengaku kesulitan untuk menerapkan protokol kesehatan.

“Sebab hingga laporan ini dibuat, pemerintah belum membuat protokol kesehatan sekolah di masa kenormalan baru. Terlebih harus disosialisasaikan cukup lama,” kata dia.

Kendala selanjutnya terkait kesiapan anggaran sekolah. Sebanyak 47% sekolah memiliki anggaran untuk menunjang kenormalan baru.

“Sangat logis, sebab untuk memenuhi kebutuhan sarana prasarana, sekolah tidak tahu sumber uangnya dari mana. Karena sampai sekarang pemerintah pusat dan daerah membuat realokasi anggatan khusus untuk penyiapan sarana tersebut,” kata Satriwan.

Berdasarkan hasil survei itu, FSGI merekomendasikan pemerintah memperpanjang sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau belajar dari rumah (BDR) untuk semua zona, tidak hanya untuk zona hijau.

“Walaupun Pemerintah sudah membuat SKB 4 Menteri yang memberikan peluang bagi siswa yang berjumlah 6 persen dari populasi untuk sekolah dibuka kembali. Tapi ini akan melahirkan persoalan baru dalam hal teknis di sekolah. Misalnya izin orang tua yang berbeda-beda di sekolah. Itu akan mempengaruhi jam belajar, metode belajar dan kualitas layanan,” katanya.

“Ada sebagian gurunya yang ke rumah siswa karena mungkin orang tua tidak setuju anaknya masuk meski di zona hijau. Lalu koordinasi dengan Pemda, stakeholder, hingga sosialisasi protokol. Dan yang paling penting pemahaman guru,” tambah Satriwan.

(HY)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

6  +  3  =