Channel9.id-Jakarta. Tak mau ketinggalan tren, Meta menyusul Microsoft dan Google dengan merilis model AI-nya sendiri bernama LLaMA. LLaMA ialah kependekan dari Large Language Model Meta AI. Adapun perilisan LLaMA disampaikan langsung oleh CEO Meta Mark Zuckerberg melalui postingannya di Facebook.
Zuckerberg menjelaskan LLaMA dihadirkan untuk membantu ilmuwan dan teknisi yang ingin menjelajahi penggunaan AI. Model AI ini bisa membantu menjawab pertanyaan atau merangkum dokumen. Pun mampu menyelesaikan hitungan matematika atau mendukung penelitian ilmiah.
“LLM telah menunjukkan potensi besar dalam menciptakan teks, melakukan percakapan, merangkum materi tulisan, dan tugas lain yang lebih rumit seperti menyelesaikan teorem matematika atau memprediksi struktur protein,” tulis Zuckerberg, dikutip dari CNBC, Senin (27/2).
Lebih lanjut, Meta membeberkan satu hal yang membedakan LLaMA dengan model AI lainnya: ukuran LLaMA beragam. Ukuran LLaMA terkecil ialah tujuh miliar parameter hingga paling besar 65 miliar parameter.
Kendati tampak menjanjikan, LLaMA bukanlah layanan seperti ChatGPT milik OpenAI atau Bard milik Google. LLaMA merupakan alat penelitian yang akan bisa diakses oleh komunitas peneliti AI, bukan sistem di mana semua orang bisa bercakap-cakap.
Untuk itu, Meta akan merilis LLaMA di bawah lisensi nonkomersial yang fokus untuk penggunaan penelitian. Mereka akan membuka akses kepada kelompok seperti universitas, organisasi nirlaba, dan laboratorium industri. Namun, Meta belum berencana mengintegrasikan LLaMA ke layanan miliknya seperti Facebook atau Instagram.
Baca juga: Tak Mau Kalah dari ChatGPT, Google Mau Rilis Bard