Tambang Tak Bisa Diperbarui, Kehidupan Pascatambang Harus Dibahas
Lifestyle & Sport

Tambang Tak Bisa Diperbarui, Kehidupan Pascatambang Harus Dibahas

Channel9.id-Jakarta. Pengamat menyoroti dugaan kasus mafia tambang di Indonesia. Bersamaan dengan itu, perihal ketersediaan tambang turut dibahas.

Pengamat pertambangan Lukman Manaluang menegaskan bahwa selama ini, tambang diandalkan sebagai modal pembangunan. Namun, mengingat tambang merupakan energi tak terbarukan atau “unrenewable resources”, maka tambang tak bisa regenerasi secara biologis.

“Jadi kalau dieksploitasi terus, suatu saat akan habis,” ujar Lukman di acara diskusi yang digelar Kolaborasi Peduli Indonesia (KOPI), Rabu (14/12).

Selain itu, yang perlu disorot juga ialah “lifetime” tambang. “Ini bergantung daerah, tergantung cadangannya. Kalau cadangannya banyak, lifetime-nya panjang—dan sebaliknya,” lanjut Lukman.

Untuk itu, ia menekankan bahwa modal pembangunan negara bisa didapat dari sumber lain, termasuk sumber daya manusia (SDM). “Namun, karena SDM-nya belum baik seperti di Singalura atau Jepang, maka kita andalkan sumber daya alam seperti tambang,” ujar Lukman.

“Untuk itu, kalau mau eksploitasi sumber daya pertambangan, maka harus dilakukan hati-hati. Kalau tidak begitu, kita akan menyesal seumur hidup,” pungkasnya.

Ia menekankan bahwa dana yang dihasilkan dari pengelolaan tambang, harus digunakan untuk belanja publik. “Karena pertambangan ini adalah unrenewable resource dan daerah menerima dana bagi hasil dan menerima CSR (Corporate Social Responsibility), maka dana itu harus digunaan untuk belanja publik… Harus dibelanjakan untuk yang produktif,” tandas Lukman.

Ia menjelaskan bahwa jika dana digunakan untuk hal produktif, maka maka pertambangan yang merupakan ‘unrenewable resources’ bakal menjadi sumber daya strategis, seperti unthk pengembangan sarana transportasi, irigasi, jalan raya, penyediaan listrik, untuk SDM, dan sebagainya.

“Sehingga ketika tambang habis, daerah yang dieksplotasi sudah siap,” kata dia. “Jangan sampai ketika tambang habis, masyarakat kaget. Seperti yang terjadi di Debo Singkep, di mana tambang habis, nggak bisa melakukan apa-apa.”

Untuk mencegah hal itu terjadi, kata dia, harus dirancang pula kehidupan pascatambang. “Jadi, benahi seluruhnya. Ketika tambang habis, daerah siap, ekonomi tetap berputar,” tambahnya.

Lebih lanjut, Lukman menegaskan bahwa suatu daerah harus tumbuh dan berkembang dengan sumber daya yang dimilikinya, termasuk di daerah tambang. “Apabila tidak bisa demikian, maka ada suatu kesalahan dalam pengelolaan sumber daya tersebut,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  57  =  60