Channel9.id-Jakarta. Ada beberapa orang yang mengisi waktu luang di akhir pekan dengan “me time” dan bergalau ria setelah putus cinta. Mungkin Kamu salah satunya. Ketimbang menyesalinya, coba Kamu lakukan evaluasi. Jangan-jangan, putus adalah hal yang tepat.
Kebanyakan pasangan tak menyadari bahwa hubungan cintanya menjadi toksik dan pada ujungnya, bisa berbahaya bagi masing-masing individu. Adapun cinta selalu menjadi alasan tanda-tanda buruk atau ‘redflag’ kerap diabaikan. Kalau hal ini dibiarkan dalam jangka panjang, akan menjadi masalah serius dan besar, terutama pada kondisi psikologis seperti memicu stres dan depresi.
Nah, maka dari itu, alih-alih galau berlarut-larut, coba pertimbangkan hal berikut ini.
1. Pasangan suka berbohong
Kiranya tak ada orang yang mau dibohongi. Dalam hubungan asmara, saling jujur merupakan tanda bahwa Kamu dan pasangan saling menghormati. Sementara berbohong adalah hal yang sebaliknya. Jadi, kalau Kamu dibohongi, artinya si dia tidak menghormatimu.
Kalau Kamu kerap mendapati pasanganmu berbohong untuk hal-hal yang sepele, bisa jadi si dia mengatakan kebohongan yang lebih serius. Jadi, Kamu harus waspada. Apalagi jika Kamu pernah dibohongi olehnya. Ingat, cinta bukanlah alasan untuk menoleransi perlakuan ini.
2. Tak percaya pada pasangan
Melihat track record pasangan yang buruk, seperti kerap berbohong, dan Kamu pun sering dibohongi olehnya, memungkinkan Kamu sulit menaruh kepercayaan padanya. Padahal kepercayaan merupakan salah satu hal terpenting dalam hubungan.
Tak bisa dipungkiri, hal ini bisa memicu stres dan depresi karena Kamu dihantui oleh rasa curiga terhadap pasangan yang kerap berbohong kepadamu. Nah, daripada dibiarkan sampai memicu masalah mental, bukankah Kamu seharusnya mempertimbangkan kembali keberlanjutan hubunganmu?
3. Komunikasi buruk
Komunikasi termasuk hal yang sangat penting dalam hubungan. Sementara itu, komunikasi yang buruk bisa menimbulkan masalah. Utamanya karena kesalahpahaman yang dibiarkan berlarut-larut, namun sulit untuk menyelesaikan masalahnya karena pasangan cenderung menghindar ketika diajak berkomunikasi. Nah, ini bisa menjadi alasan kuat untuk mengakhiri hubungan.
4. Tujuan hidup berbeda
Kalau tujuan hidup Kamu dengan pasangan sudah tak sejalan, sebaiknya Kamu mundur. Jika hubungan tetap dilanjut, dalam jangka panjang, ini akan menjadi bom waktu yang bisa menghancurkan satu sama lain. Maka dari itu, sangat penting untuk saling terbuka tentang tujuan hidup.
5. Buruk mengelola keuangan
Keterbukaan komunikasi dan tujuan hidup yang selaras juga tercermin dalam aspek finansial. Ini bukan berarti Kamu memegang kendali persoalan finansialnya, namun paling tidak, Kamu memahami pola keuangannya. Jika si dia menghabiskan banyak uang untuk keinginan daripada kebutuhan atau menumpuk utang, tentu bukan hal baik.
Kamu sebaiknya memilih seseorang yang memikirkan keuangan jangka panjang. Selain itu, tentunya, Kamu dan dia seharusnya memiliki tujuan yang sama.
Cocok atau tidaknya Kamu dengan pasangan bisa dilihat dari keterbukaan, komunikasi, kepercayaan, dan tujuan sejalan. Kalau indikator ini negatif, coba pertimbangkan ulang.