Perang Kota
Lifestyle & Sport

Tantangan Produser & Sutradara Produksi Film ‘Perang Kota’ Libatkan Berbagai Negara

Channel9.id-Jakarta. Memproduseri maupun menyutradarai sebuah film tentu ada tantangan tersendiri. Apalagi memproduksi filmnya harus menghadapi masa Pandemi Covid-19 yang memang tak mudah untuk dilewatinya.

Demikian dialami produser Rama Adi maupun sutradara Mouly Surya mengungkapkan tantangan di balik produksi film ‘Perang Kota’ atau ‘This City is a Battlefield’ yang melibatkan kolaborasi berbagai negara. Produksi film tersebut sempat tertunda karena Pandemi Covid, tapi dengan segala upaya dan jerih payahnya produksi film berjalan hingga akhirnya bisa tayang di bioskop Indonesia mulai 30 April 2025.

“Proses produksi film ‘Perang Kota’ dimulai sekitar tahun 2018/2019. Kami sangat antusias dengan proyek ini hingga datang pandemi Covid-19 menyebabkan penundaan produksi film yang cukup lama,” kata Rama saat acara press conference official poster & sneak preview film ‘Perang Kota; di Metropole XXI, Kompleks Megaria, Jl. Pegangsaan 21, Jakarta Pusat, Senin (24/2025).

Lebih lanjut, Rama menerangkan pengalaman dalam memproduksi film tersebut. “Namun, berkat pengalaman mengikuti berbagai festival film sebelumnya, kami berhasil mengajukan permohonan dukungan pendanaan ke berbagai platform, “ terangnya.

Selain dukungan pendanaan, Sutradara Mouly Surya menjelaskan bahwa film tersebut telah dibawa ke berbagai negara untuk memperoleh dukungan penyelesaian efek visual dan tata suara, guna mencapai kualitas film yang optimal dan menghadirkan pengalaman menonton yang imersif bagi penonton.

“Efek visual dikerjakan oleh tim di Amerika Serikat, sedangkan tata suara dikerjakan di Prancis,” ungkap Mouly.

Keunikan film tersebut juga terletak pada rasio aspeknya, yang menggunakan format layar 4:3, berbeda dengan format layar umum film layar lebar, yaitu 16:9 atau 21:9.

Hal itu dilakukan karena alasan teknis dan juga idealis sang sutradara. Karena menurut Mouly, ia hendak menyajikan situasi gejolak di Jakarta zaman dulu (jadul), tahun 1946.

Menurut Mouly, format layar 4:3 terbilang cukup baginya untuk mengesankan sesuatu yang sederhana tapi juga secara teknis mendekatkan fokus penonton pada tokoh-tokoh film yang diadaptasi dari novel karya Mochtar Loebis yang berjudul ‘Jalan Tak Ada Ujung’ itu, sesuai yang dia inginkan sebagai penulis skenario sekaligus sutradara filmnya.

“Film ‘Perang Kota’ adalah tentang bagaimana manusia tetap berjuang untuk kemerdekaannya, bahkan di tengah situasi yang paling sulit sekalipun,” bebernya.

“Saya ingin penonton merasakan emosi yang mendalam dari para tokoh dalam film ini,” imbuhnya.

Mouly menulis skenario film ‘Perang Kota’ dengan mengadaptasi secara bebas cerita dalam novel ‘Jalan Tak Ada Ujung’ karya Mochtar Lubis yang pertama kali diterbitkan tahun 1952.

“Saya berupaya menunjukkan inti perjuangan para tokoh dalam cerita dan kompleksitas hubungan antar-manusia melalui film ini, “ paparnya.​​​​​​​

Film ‘Perang Kota’ menampilkan cerita tentang cinta, pengkhianatan, keyakinan, harga diri, dan pilihan-pilihan sulit yang dihadapi pada saat-saat genting.

Dalam film ini, aktor Chicco Jerikho berperan sebagai Guru Isa, Ariel Tatum berperan sebagai istri Guru Isa yang bernama Fatimah, dan Jerome Kurnia memerankan tokoh Hazil, gerilyawan muda sahabat Guru Isa.

Dalam film ‘Perang Kota’, para pemerannya juga dituntut bisa berbahasa Belanda. Sebab film tersebut akan didistribusikan secara komersial di Belgia, Belanda, dan Luksemburg, selain di Indonesia. Untuk itu, Mouly mempertebal kemampuan berbahasa para pemeran filmnya dengan cara mengikutkan mereka dalam lokakarya.

Selain itu, sejak awal Mouly ingin melibatkan aktor yang dekat dengan bahasa Belanda yakni Jerome Kurnia. Mouly mengatakan dia pernah melihat kefasihan Jerome berbahasa Belanda dalam film ‘Bumi Manusia’, dan dia langsung tertarik mengundangnya bergabung dalam film ‘Perang Kota’.

Mouly Surya dan Rama Adi optimis film ‘Perang Kota’ disambut baik oleh penonton di Belanda, karena dekat dengan situasi di masa lalu yang berkaitan dengan silsilah orang-orang di negara tersebut.

“Saat menjadi film penutup di Festival Film Internasional Rotterdam kemarin (Februari 2025, red), banyak penonton, terutama orang Belanda yang memiliki hubungan dengan Indonesia, merasa sangat dekat dengan film ini,” tegas Mouly.

Penayangan komersial film ‘Perang Kota’ di bioskop-bioskop Belgia, Belanda, dan Luksemburg akan dimulai pada 17 April 2025 mendatang.

Baca juga: Totalitas Ariel Tatum Lakoni Peran Fatimah dalam Film ‘Perang Kota’

Kontributor: Akhmad Sekhu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  81  =  84