Tentang Clubhouse, Aplikasi yang Jadi Populer Karena Elon Musk
Techno

Tentang Clubhouse, Aplikasi yang Jadi Populer Karena Elon Musk

Channel9.id-Jakarta. Akhir-akhir ini, aplikasi Clubhouse tengah hangat diperbincangkan dan dilirik masyarakat global, tentu saja termasuk Indonesia.

Sekadar informasi, aplikasi berbasis audio-chat tersebut hanya bisa diunduh pengguna perangkat iPhone iOS. Aplikasi ini pun bersifat eksklusif, sebab pengguna hanya bisa masuk dengan undangan dari pengguna Clubhouse lain. Berbeda dengan platform lain, yang cukup unduh aplikasi untuk bikin akun.

Sejatinya, aplikasi besutan Paul Davidson itu sudah ada sejak Maret 2020 lalu. Namun, Guardian mengatakan pada Senin (15/2) bahwa aplikasi dari Silicon Valley itu baru memiliki 1500 pengguna dalam dua bulan setelah dirilis.

Baca juga : Pakar Akui Signal Lebih Aman daripada Telegram

Kemudian per 1 Februari 2021, aplikasi ini memiliki 2 juta pengguna. Saat ini nilai perusahaan pun menjadi US$1 miliar, berbeda pada Mei 2020 yang hanya bernilai US$100 juta.

Sejak Elon Musk bergabung, Clubhouse kian populer. Pada pekan lalu, ia menggelar audio-chat dengan CEO Robinhod Vlad Tenev. Karena dihadiri pendengar yang melimpah dan tak bisa menampung pendengar lainnya lagi, akhirnya saluran dialirkan ke Youtube secara langsung.

Cara kerja Clubhouse
Pengguna bisa mencari tema obrolan dan diskusi yang diinginkan di bagian Explore. Sejumlah tema itu seperti dunia hiburan, teknologi, olahraga, hingga seni.

Sama halnya seperti podcast, di room Clubhouse akan ada pembicara dan pendengar. Di sini pengguna bisa mendengarkan percakapan, interview, dan diskusi dari pengguna lain.

Namun, diskusi di room Clubhouse, semua pengguna bisa bergantian menjadi speaker. Diskusi atau perbincangan di sini bersifat langsung dan tak bisa diulang seperti podcast.

Muncul oknum penjual undangan Clubhouse di Indonesia
Saat ini, banyak tokoh berpengaruh di Indonesia yang bergabung di Clubhouse. Banyak pula orang yang ingin bergabung.

“Orang Indonesia saat ini sedang masuk fase sangat antusias terhadap Clubhouse. Ketertarikan terhadap hal baru, ditambah promosi dari berbagai publik figur, pastinya akan semakin menumbuhkan rasa FOMO atau takut tertinggal. Hal ini akan menyebabkan makin banyak orang tertarik untuk masuk Clubhouse,” tutur CEO Riuh Renjana Creative dan konsultan kreatif Dwika Putra, Senin (15/2).

Namun, mengingat sifat Clubhouse yang ekslusif, pengguna mesti punya undangan untuk masuk ke room platform tersebut. Hal ini dimanfaatkan oleh oknum yang menjual undangan Clubhouse di e-commerce, seperti Tokopedia. Adapun undangan tersebut dibanderol dengan harga Rp150 ribu.

Dwika menyarankan untuk tak membelinya. Sebab undangan tersebut bisa diperoleh secara gratis dari jalur yang tepat. “Apalagi ada beberapa ‘gerakan’ yang dibuat untuk memerangi penjualan tersebut, dengan cara membagi-bagi invitation gratis,” sambungnya.

Sementara itu, belum lama ini, CEO Clubhouse Paul Davidson baru berencana membuat model langganan atau membeli tiket agar pengguna bisa mendapat uang dari sana. Hal ini mengingat sulitnya mencari pundi-pundi keuntungan dari Clubhouse, karena sifatnya yang ekslusif.

“Kami ingin mereka bisa hidup langsung dari Clubhouse lewat seperti langganan dan tiket acara dan mendapatkan tip dari pendengar yang senang untuk pengalaman yang mereka buat,” tuturnya, dikutip dari CNBC Internasional.

Sejauh ini, memang belum ada iklan masuk ke dalam aplikasi. Namun, Davidson sesegera mungkin memperkenalkan model bisnis ini.

(LH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  21  =  27