Tingkatkan Kurasi Informasi, Twitter Bermitra dengan Layanan Berita
Techno

Tingkatkan Kurasi Informasi, Twitter Bermitra dengan Layanan Berita

Channel9.id-Jakarta. Twitter bermitra dengan The Associated Press dan Reuters untuk membantu tim kurasinya menghadirkan informasi yang kredibel kepada pengguna. Terdiri dari karyawan yang berperan untuk mengontekstualisasikan sejumlah topik populer yang dibicarakan di Twitter, tim kurasi mengawasi sejumlah fitur platform yang sering menonjol dan kontroversial, termasuk Trends dan Explore.

Sebagai pengguna Twitter, perusahaan mengatakan pengguna bisa melihat platform bekerja cepat dalam menghadirkan informasi kontekstual yang lebih banyak dan lebih baik—selagi orang-orang mendiskusikannya.

Baca juga: Twitter Gelar Kompetisi Untuk Cari Tahu Masalah di Algoritmenya

Sebagai permulaan, perusahaan mengatakan Trends akan menyertakan deskripsi kontekstual dan tautan ke pelaporan dari publikasi terkemuka. Perusahaan menilai hal ini akan membantunya mengidentifikasi sumber informasi yang salah. “Daripada menunggu sampai sesuatu menjadi viral, Twitter akan mengontekstualisasikan wacana yang berkembang guna mengantisipasi percakapan publik,” pungkas perusahaan, dilansir dari Engadget (3/8).

Twitter juga berhirap kemitraan ini akan membantu sejumlah fitur, di mana konteks sangat penting, bekerja lebih baik. Dalam ha lini, perusahaan menunjuk alat seperti Birdwatch. Mulanya, The Associated Press dan Reuters akan fokus membantu perusahaan dengan konten berbahasa Inggris. Namun, perlu dicatat bahwa tim kurasi juga mengontekstualisasikan konten Jepang, Arab, Spanyol, dan Portugis.

Guna mendukung tim kurasinya agar lebih baik, Twitter ingin mencegah terulangnya situasi seperti yang terjadi pada tahun lalu setelah kematian Jeffrey Epstein. Jaringan media sosial dibanjiri dengan teori konspirasi tentang bunuh diri Epstein dan tampaknya, perusahaan tak bisa menghentikan tagar seperti #ClintonBodyCount dari Trend.

Bahkan ketika pengguna menghilangkan informasi yang salah secara terang-terangan, Trend Twitter sering kali menjadi umpan mudah untuk “trolling”, seperti yang diperlihatkan saat pesenam AS Simone Biles mengundurkan diri dari Olimpiade Tokyo. Selagi “trolling” masih mungkin ada di platform meminta bantuan The Associated Press dan Reuters bisa mengurangi masalah ini.

(LH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  +  17  =  20