Channel9.id – Jakarta. Mabes TNI mengungkap motif Kopda FH dalam kasus penculikan dan pembunuhan kepala cabang (kacab) sebuah bank BUMN di Jakarta bernama Mohamad Ilham Pradipta (37). TNI menyebut tersangka Kopda FH mencari orang untuk melakukan penjemputan paksa karena diiming-imingi imbalan uang.
“Peran Kopda FH dalam kasus ini adalah sebagai perantara, yakni mencari orang untuk melakukan upaya penjemputan paksa. Dari hasil pemeriksaan sementara, motifnya karena yang bersangkutan menerima sejumlah uang,” kata Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Brigjen Freddy Ardianzah melalui keterangan tertulis kepada wartawan, Sabtu (13/9/2025).
Freddy menyebut Kopda FH saat melancarkan aksinya memang sedang dalam pencarian oleh satuannya. Hal itu lantaran Kopda FH tidak hadir tugas tanpa dengan izin.
“Pada saat kejadian tindak pidana berlangsung, status yang bersangkutan memang sedang dalam pencarian oleh satuan karena tidak hadir tanpa izin (THTI),” ujarnya.
“Untuk update pemeriksaan nanti akan terus disampaikan oleh Danpomdam Jaya,” tambahnya.
Sebelumnya, Polisi Militer Kodam Jayakarta (Pomdam Jaya) menetapkan Kopda FH sebagai tersangka kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang Pembantu (KCP) sebuah bank BUMN, Mohamad Ilham Pradipta (37).
“Terhadap yang bersangkutan (Kopda FH) sudah dilakukan penahanan dan ditetapkan sebagai tersangka,” kata Komandan Pomdam Jaya Kolonel CPM Donny Agus saat dikonfirmasi, Jumat (12/9/2025).
Adapun Mohamad Ilham Pradipta menjadi korban penculikan dan pembunuhan. Jasadnya ditemukan di area persawahan di Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, pada Kamis (21/8/2025) pagi.
Sehari sebelumnya, korban diculik di parkiran sebuah pusat perbelanjaan kawasan Ciracas, Jakarta Timur, Rabu (20/8/2025). Dari hasil pemeriksaan medis, Ilham tewas karena kekerasan benda tumpul. Ia diduga juga mengalami kekurangan oksigen sebelum akhirnya meninggal dunia.
Sejauh ini, Polda Metro Jaya telah menangkap total 15 orang terkait kasus ini. Mereka dibagi ke dalam empat kluster, yakni kluster aktor intelektual, pengintai, penculik dan eksekutor, serta pembuang jasad korban.
Dwi Hartono, C alias Ken, YJ dan AA, masuk ke dalam klaster aktor intelektual bersama. Sementara kluster penculik yang sudah ditangkap yaitu Eras, RS, AT dan RAH. Adapun delapan lainnya identitasnya belum diungkap polisi, termasuk peran-peran mereka.
Polisi masih mengusut motif penculikan dan pembunuhan kacab bank BUMN ini.
HT