Nasional

Tommy F Awuy: Buku Ngatawi al-Zastrouw Jelaskan Hiper Realitas dan Penanganannya

Channel9.id – Jakarta. Dosen Filsafat FIB UI Tommy F Awuy menilai, masyarakat hari ini sulit membedakan antara informasi benar dan bohong seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi.

Mayarakat tak mampu memisahkan antara fakta dan imajinasi dari informasi yang tersebar di media mainstrem maupun media sosial.

Menurut Tommy, kondisi ini disebut Hiper Realitas. Adapun konsep tersebut diperkenalkan oleh Jean Baudrillard.

Untuk lebih memahami kondisi itu, Tommy mengajak masyarajat untuk membaca buku ‘Muhasabah Kebangsaan Renungan atas Strategi Kultural Islam Nusantara dalam Beragama, Berkebudayaan, dan Berbangsa’, karya Ngatawi al-Zastrouw.

Menurut Tommy, buku tersebut mampu memberikan gambaran tentang situasi Hiper Realitas di masyarakat Indonesia.

“Keliru bila Hiper Realitas dianggap sebagai kebenaran yang dilebih-lebihkan. Padahal bukan itu maksud Jean Baudrillard. Hiper Realitas adalah di mana sebuah kondisi antara apa yang kita namakan fakta dan fiktif (imajinasi, ilusi) itu sudah tidak ada batasnya, antara Fakta dan fiksi, antara Ilmu pengetahuan dan imajinasi tidak ada lagi batas jelas,” kata Tommy dalam Launching Buku tersebut, Sabtu (8/8).

Tommy menjelaskan, salah satu faktor yang berperan penting dalam memperkuat Hiper Realitas adalah kekuatan bahasa. Bahasa mampu mempengaruhi pemikiran seseorang untuk memahami kebenaran.

Dalam hal ini, bahasa merupakan hasil konsensus tiap elemen masyarakat terhadap suatu hal. Tiap elemen masyarakat meyakini konsensus tersebut hingga hari ini. Perjalanan konsensus tersebut dapat diamati dengan membaca sejarah.

Namun, di situasi ini, ada pihak-pihak tertentu yang mencoba untuk merubah konsensus tersebut untuk kepentingan tertentu.

Pihak tersebut sengaja menyampaikan informasi bohong terus menerus supaya mengubah hasil konsensus. Mereka ingin informasi tersebut dianggap sebagai kebenaran oleh masyarakat.

Untuk menangkalnya, dibutuhkan upaya yang mampu menyadarkan masyarakat. Salah satunya dengan membaca buku karya Zastrouw. Lantaran, buku ini mampu memberikan gambaran, pemahaman, dan solusi untuk menghadapi gelombang hiper realitas tersebut.

“Membaca ulasan Ngatawi al-Zastrouw bisa menjelaskan itu dengan tepat apa yang dinamakan Hiper Realitas,” kata Zastrouw.

Tommy menjelaskan, buku Zastrouw mampu menguak hiper realitas dengan menawarkan pembaca untuk bersikap kritis dalam melihat sebuah peristiwa.

Selain itu, Zastrouw menawarkan strategi kebudayaan untuk mengatasi kondisi tersebut. Pembaca akan mengetahui hasil konsensus budaya dari para founding father dalam perjalanan sejarah bangsa. Hal itu penting diketahui guna memperkuat jati diri bangsa.

Terlebih, membaca sejarah mampu memberikan landasan berpikir masyarakat dalam melihat sebuah peristiwa. Hal ini juga bisa berfungsi untuk menangkal informasi-informasi bohong yang tersebar di ruang publik.

“Strategi kultural memerangi persoalan persoalan yang hendak diguncangkan oleh pihak tertentu untuk membentuk kultur baru. Dalam hal ini, Zastrouw menguak hal itu dengan memperlihatkan konsensus budaya dan nasional yang membentuk pikiran kita sehari sehari dalam mencintai negara kita. Jadi, strategi ini penting menghadapi berita bohong,” pungkasnya.

(HY)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

22  +    =  25