Channel9.id-Jakarta. Tampil untuk pementasan akbar tentu membutuhkan totalitas latihan agar bisa tampil sebaik mungkin. Demikian dengan dua penyanyi nasional, Mirabeth Sonia dan Taufan Purbo, yang menunjukkan totalitas mereka dalam proses latihan menjelang perhelatan akbar Pagelaran Sabang Merauke 2025: The Indonesian Broadway Hikayat Nusantara.
Tak hanya sekadar bernyanyi, keduanya dituntut mendalami peran, koreografi, hingga vokal dengan warna daerah, sebagai bagian dari pertunjukan teatrikal lintas budaya yang megah.
Mirabeth Sonia yang tahun ini membawakan tujuh lagu, tampil dalam berbagai format dari solo hingga duet. Salah satu tantangan terbesarnya adalah ketika ia dipercaya memerankan sosok Ibunda Malin Kundang, peran simbolik yang memadukan olah vokal dan ekspresi panggung.
“Yang menantang tahun ini, aku harus membawakan peran sosok. Selama ini kan cuma nyanyi, sekarang aku jadi ibunda Malin Kundang,” ujarnya saat latihan gabungan di Grand Ballroom Kempinski, Minggu (3/8/2025).
Dalam pembawaan lagu ‘Kambanglah Bungo’ dari Sumatera Barat, Mirabeth juga menyuguhkan koreografi yang telah ia pelajari sejak awal Juli lalu. Ia mengungkap, proses latihan dimulai dari pendalaman lagu, dilanjutkan koreografi, lalu dipadukan dengan orkestra dan ratusan penyanyi lainnya.
“Harus disatukan energinya dengan para penari, karena ini kolaboratif banget,” tambahnya.
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, Taufan Purbo tahun ini memerankan karakter Malin Kundang. Ia menyebut, tantangan kali ini datang dari sisi peran yang membutuhkan penghayatan emosi dan pemahaman cerita.
“Setelah dengar ceritanya, apalagi ada Malin Kundang, jadi akan menceritakan sisi Malin Kundang yang belum diceritakan. Kan Malin tuh anak durhaka, makanya dia mau minta maaf dan minta bantuan orang-orang untuk mencari ibunya,”jelas Taufan.
Taufan juga harus menyesuaikan aksen dan dialek Minang yang sedang ia pelajari, sekaligus membiasakan diri dengan koreografi di panggung besar Indonesia Arena.”Jujur, koreografi ya. Ini pertama kali tampil di Indonesia Arena, jadi kebayang tuh blocking-nya panjang, jadinya akan melelahkan,” ungkapnya.
Ia berharap pertunjukan ini mampu membangkitkan rasa cinta generasi muda terhadap kekayaan budaya Indonesia. “Adanya pertunjukan ini jadi dimudahkan dan dimanjakan matanya. Apalagi Gen Z bisa disuguhi belajar budaya, rasanya seperti keliling Indonesia,” pungkasnya.
Dengan kostum megah hasil kolaborasi bersama Jember Fashion Carnaval, panggung 180 derajat, serta formasi penyanyi dan penari dalam jumlah besar, penampilan Mirabeth dan Taufan menjadi salah satu yang paling dinantikan. Mereka tak hanya menyuarakan lagu, tetapi juga menghidupkan cerita dan semangat Nusantara lewat laku, suara, dan jiwa.
Latihan ini menjadi momen krusial yang mempertemukan seluruh kekuatan musikal dalam satu ruang mulai dari Jakarta Concert Orchestra, Batavia Madrigal Singers, The Resonanz Children’s Choir, serta para penyanyi nasional dan musisi tradisional dari berbagai daerah.
Pagelaran Sabang Merauke 2025 mengusung tema Hikayat Nusantara, yang mengangkat kembali kekayaan cerita-cerita rakyat legendaris dari berbagai penjuru negeri. Untuk musik nya sendiri dikembangkan layaknya membuat film, film Pagelaran Sabang Merauke, dimana merangkai lagu dalam satu kesatuan musik dalam cerita Hikayat Nusantara yang lagu dan musiknya mewakili daerah – daerah dari Sabang sampai Merauke dan juga dari masa ke masa.
Menggabungkan modernitas dan tradisi yang saling mengisi kolaborasi lintas generasi dan lintas genre musik. untuk menghasilkan musik modern yang sarat menyatu dengan seni budaya Indonesia. Dalam pentas ini, ia terlibat dalam sekitar lima lagu, termasuk “Pak Pung Pak Mustafe” bersama Yura Yunita dan Batavia Madrigal Singers.
Meski sama-sama sudah berpengalaman di atas panggung, keduanya mengakui bahwa Pagelaran Sabang Merauke selalu menghadirkan tantangan baru tiap tahun. Mirabeth menyebutkan antusiasmenya terhadap keberagaman genre yang ia nyanyikan, termasuk lagu Keroncong Kemayoran yang menurutnya sangat menarik karena gabungan banyak genre dan naratif panggung yang kuat.
“Aku paling excited selain Kambanglah Bungo, ada Keroncong Kemayoran, karena dijahit sama adegannya,” katanya.
“Hari ini hari pertama latihan sama orkestra. Pas datang kayak mini konser ya, jadi deg-degan juga nih,” ucapnya sambil tersenyum.
Kontributor: Akhmad Sekhu