Channel9.id-Jakarta. IndoXXI akan menutup layanan dowload film per 1 Januari 2020. Namun, hingga kini, (30/12), IndoXXI masih memperbarui film-film dalam layanannya.
IndoXXI tetap menampilkan film yang baru keluar atau masih tayang di bioskop tanah air. Contohnya adalah film Ip Man 4: The Finale, yang baru tayang di bioskop tanah air pada pekan lalu.
Terkait asal film yang diperoleh IndoXXI, mereka memberikan keterangan terkait hal tersebut dalam website-nya bahwa ia mendapatkan film baru dari pihak ketiga.
“IndoXXI atau XXI tidak memiliki atau menyimpan konten di server sendiri, hanya mengambil tautan atau embed konten dari luar yang telah di upload ke situs-situs website populer seperti Youtube, Google Drive, Dailymotion, ZShare dan sejenisnya,” tulisnya.
Selain itu, IndoXXI menjelaskan kalau ia tidak bertanggungjawab untuk apa yang orang lain upload ke situs pihak ketiga.
“Kami memastikan kepada setiap pemilik hak cipta bahwa setiap tautan-tautan anda berada di tempat lain dan video yang di embed juga dari beberapa situs seperti yang telah disebutkan di atas,” sambungnya.
Bermodalkan film-film gratis dan banyak ditonton orang membuat situs IndoXXI menjadi incaran para pemilik iklan. Beberapa analis menilai iklan menjadi kunci cuan situs ini.
“Mereka itu memberikan layanan gratis tapi banyak iklannya kan? Kalau kita salah klik bisa langsung lari ke iklan,” kata Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi seperti dikutip dari detikcom.
Dia mengungkapkan, banyaknya iklan merupakan hal yang lumrah, namun pengguna juga harus berhati-hati karena berpotensi disusupi malware. “Iklannya kan banyak sekali, di banner setiap halaman,” katanya.
Analis keamanan siber lain Vaksin.com, Alfons Tanujaya menjelaskan model bisnis yang digunakan oleh IndoXXI merupakan murni pembajakan. Hal ini tak ubahnya dengan kios dvd bajakan.
“Mereka dapat keuntungannya dari situ, kalau tukang dvd kan di dunia nyata ada bentuknya, kalau dia di server bisa didownload di mana saja,” ujar dia dikutip dari laman yang sama.
Menurut Alfons, selain itu juga ada pendapatan dari iklan yang dipasang di website. Misalnya iklan jenis abu-abu seperti iklan judi online sampai iklan pornografi.
Dia menyebut, harga iklan ini memiliki tarif yang lebih tinggi. Pasalnya iklan-iklan tersebut tak akan bisa memasang di situs-situs konvensional.
“Iklan judi dan pornografi seperti itu harganya tinggi, mereka kalau mau pasang di tempat lain kan tidak bisa. Marginnya gede itu,” jelas dia.
Kemudian, ada juga modus mengelabui pengakses untuk menginstal aplikasi sebelum men-download film.
“Ada program yang memaksa pengguna untuk install aplikasi, itu spyware yang menyamar. Misalnya mau download Starwars, sebelum download dia akan bilang harus download ini dulu baru filmnya bisa download. Nah di situ masuklah spyware, malware. Keamanan data terancam, tapi banyak yang bela-belain demi nonton gratis,” jelasnya.