Channel9.id-Jerman. Petinggi Uni Eropa telah gagal untuk menyepakati saran dari Prancis dan Jerman yang ingin mengadakan KTT dengan Presiden Rusia Vladimir Putin setelah Polandia dan negara-negara Baltik mengatakan kalau KTT tersebut bisa saja mengirimkan pesan yang keliru disaat hubungan antara Timur-Barat semakin luntur, Jumat (25/6/2021).
Setelah Presiden Amerika Serikat Joe Biden bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Jenewa pada tanggal 16 Juni, Presiden Prancis Emmanuel Macron menyarankan kalau diadakannya KTT UE dengan Putin akan menjadi dialog untuk mempertahankan kepentingan UE. Dia mendesak UE untuk tidak hanya reaktif dalam diplomasinya dengan Rusia.
Namun setelah diskusi tengah malam dalam pertemuannya di Brussel, 27 pemimpin UE gagal untuk menemukan titik temu, ungkap Kanselir Jerman Angela Merkel pada hari Jumat.
“Diskusi semalam adalah diskusi yang sangat komprehensif dan sulit. Hari ini kami tidak mendapatkan persetujuan apapun,” ujarnya kepada para wartawan.
UE berhenti mengadakan KTT dengan Rusia setelah Putin menganeksasi semenanjung Krimea milik Ukraina pada bulan Maret 2014. Atas tindakannya tersebut, Rusia dijatuhi sanksi oleh negara-negara barat.
Walaupun Kanselir Austria, Sebastian Kurz mendukung saran dari Prancis dan Jerman, banyak pemimpin negara lainnya yang menolak saran tersebut.
“Itu adalah hal yang bisa kalau para pemimpin UE tidak mau merubah sikapnya terhadap Rusia,” ucap Presiden Lithuania Gitanas Nauseda. Dia mengumpamakan saran tersebut seperti mencoba meminta seekor beruang madu untuk tidak memakan madunya.
Perdana Menteri Latvia Krisjanis Karins mengatakan kalau KTT dengan Rusia adalah ide yang beresiko walaupun upaya diplomasi masih gagal untuk mengakhiri konflik di timur Ukraina dengan kelompok separatis dukungan Rusia.
Sebagai gantinya, para pemimpin Uni Eropa kembali ke posisi awalnya dengan mengancam masih ada banyak sanksi yang menunggu Rusia jika mereka terus melakukan upaya pelencengan informasi, serangan siber dan ikut campur dalam memecah belah blok.
(RAG)