Channel9.id-Jakarta. Sejumlah pengunjuk rasa bentrok dengan aparat keamanan pada demonstrasi anti pemerintah yang berlangsung di ibu kota Lebanan, Beirut pada Kamis (06/08). Dilansir BBC, Gas air mata ditembakkan kepada pengunjuk rasa yang berdemo di dekat gedung parlemen.
Pendemo marah usai ledakan dahsyat yang meluluhlantakkan kota dekat pelabuhan dan menelan ratusan korban jiwa dan ribuan orang terluka. Sementara puluhan orang lainnya dilaporkan hilang.
Mereka pun menuding pemerintah tak becus menjaga gudang penyimpanan 2.750 ton ammonium nitrat yang telah disimpan sejak 2013.
Kantor berita setempat melaporkan, sebanyak 16 pengunjuk rasa telah ditahan pihak keamanan.
Usai insiden ledakan itu, dua pejabat dilaporkan telah mengundurkan diri. Keduanya adalah anggota parlemen Marwan Hamadeh yang mundur pada Rabu, (05/08) dan duta besar Libanon untuk Jordania, Tracy Chamoun yang mundur pada Kamis (06/08). Keduanya menyebut, perlu adanya perubahan dalam kepemimpinan.
Sebelumnya, terjadi ledakan di sebuah tempat penyimpanan ammonium nitrat di kota Beirut pada Selasa, 4 Agustus 2020, sore waktu setempat. Ledakan dahsyat itu mengakibatkan 135 lebih jiwa melayang dan lima ribu orang terluka serta sejumlah orang dilaporkan hilang.
Kepala Keamanan Umum Lebanon Abbas Ibrahim mengatakan, material sebanyak 2.750 metrik ton itu adalah barang sitaan selama bertahun-tahun dan disimpan di gudang, yang lokasinya hanya beberapa menit jalan kaki dari distrik perbelanjaan dan kehidupan malam Beirut.
Untuk diketahui, amonium nitrat adalah zat yang digunakan sebagai bahan peledak dan bisa juga dipakai membuat pupuk.
Sementara itu, PM Lebanon Hassan Diab menegaskan akan menindak pihak yang bertanggungjawab atas insiden ini. “Apa yang terjadi hari ini tidak akan dilewati tanpa tindakan. Mereka yang bertanggung jawab atas bencana ini akan menebusnya,” tegasnya.
Pemerintah Libanon pun kini menetapkan status darurat selama dua pekan.