Channel9.id-Denpasar. Pembangunan Terminal Khusus (Tersus) LNG Sidakarya, Denpasar, mendapat dukungan dari berbagai kalangan di Bali.
Termasuk dukungan dari kalangan akademisi Universitas Udayana Bali, Prof Dr. Ida Ayu Giriantari. Menurut Guru Besar Elektro ini, kemandirian energi di Bali bukan berarti Bali ingin merdeka.
Kebutuhan energi bersih, terutama setelah situasi pulih dari Pandemi Covid-19 yang sudah kembali normal terlihat ada peningkatan demand seperti sudah ditargetkan sebelumnya di tahun 2020.
“Suplai energi Bali sampai sekarang dipasok dari Jawa lewat jalur laut, dengan kebijakan energi bersih (dari LNG) di Serangan, Sidakarya akan membuat suplai energi resilient, ketahanan energi Bali semakin tangguh,” katanya di Denpasar Bali.
Prof. Giriantari menyebut, Bali yang mengandalkan pariwisata sangat terdampak jika suplai listrik terganggu. “Pengalaman terjadinya black out beberapa waktu lalu sangat memukul pariwisata, apalagi banyak event internasional di Bali,” ujarnya.
Sebagai daerah wisata menurut Giriantari, kebutuhan energi bersih sangat mendesak. “Kami ingin emisi kita tekan. Target nasional zero emisi 2060 Bali target 15 tahun lebih awal atau 2045,” katanya.
Untuk merealisasikan ini semua, Giriantari menyebut perlu ada infrastruktur pembangkit listrik dari gas yang ramah lingkungan. Karena akan ada pengalihan dari PLTD yang mahal dan besar emisinya.
Karena itulah Prof Giriantari mendesak Pemerintah Pusat sudah seharusnya mendukung proyek PLTG Sidakarya.
Sebelumnya rencana pembangunan terminal LNG Sidakarya terhambat dengan adanya surat rekomendasi Menko Marvest Luhut Binsar Panjaitan yang tidak memberi izin kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Warga desa-desa adat terdampak, kaget dengan adanya surat Menko Marvest tersebut. Apalagi, semua syarat pemerintah pusat sudah dipenuhi dan terakhir desakan harmonisasi antara Gubernur, Walikota, dan warga desa adat terdampak pun sudah berakhir dan warga yang awalnya menolak sudah mendukung.
Wakil Desa Adat Sidakarya I Ketut Loka bingung dengan surat Menko Marvest Luhut Panjaitan. “Kami berharap terwujud penataan pantai Sidakarya, Intaran dan Serangan dengan adanya pembangunan Tersus LNG. Karena ini harapan warga yang sudah lama diinginkan,” ujar Ketut Loka.
Ketut Loka menyebut pembangunan Tersus LNG akan membuat warga Sidakarya bisa mengakses pantai terutama untuk ritual adat dan agama seperti Melasti, Larung dengan penataan pantai.
Pernyataan Ketut Loka sudah disampaikan kepada Pimpinan DPRD Bali pada Rabu (12/4). Ketua DPRD Bali I Nyoman Adi Wiryatama yang politisi PDI Perjuangan dan Wakil Ketua I Nyoman Sugawa Korry dari Fraksi Partai Golkar menyatakan sepakat dengan wakil desa adat. Pimpinan DPRD Bali akan memperjuangkan bersama Gubernur Wayan Koster, termasuk jika harus mendesak kepada pemerintah pusat.