Channel9.id – Jakarta. Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat meminta, reformasi pendidikan yang akan dilakukan pemerintah dilakukan secara terukur. Perlu ada pemetaan semua masalah di sektor pendidikan.
Hal itu disampaikan menanggapi rencana pemerintah yang akan melakukan reformasi pendidikan tahun depan.
“Sebelum melakukan reformasi harus ada pemetaan semua permasalahan sektor pendidikan, sehingga hasil dari reformasi bisa diterapkan sesuai kondisi yang ada,” kata Lestari, Rabu (6/5).
Lestari menjelaskan, masalah pendidikan yang perlu dibenahi. Masalah tersebut mencakup kualitas SDM guru, pembiayaan operasional sekolah, dan mengembangkan local wisdom.
Oleh karena itu, kurikulum pendidikan harus bisa menjadi rujukan pedagogik, yang mudah diimplementasikan oleh para guru baik yang di perkotaan hingga pelosok desa.
“Karena pendidikan merupakan sektor yang sangat penting dalam mencetak SDM yang berdaya saing,” katanya.
Menurut Lestari, pengembangan sektor pendidikan harus dilakukan sesuai tahapan yang benar.
Apalagi, sebelum terkena dampak Covid-19, kondisi peringkat Programme for International Student Assessment (PISA) Indonesia berdasarkan survei 2018 berada di urutan bawah.
PISA sendiri merupakan metode penilaian internasional yang menjadi indikator untuk mengukur kompetensi siswa Indonesia di tingkat global. Untuk nilai kompetensi membaca, Indonesia berada dalam peringkat 72 dari 77 negara.
Sementara untuk nilai matematika, berada di peringkat 72 dari 78 negara. Kemudian untuk nilai sains, berada di peringkat 70 dari 78 negara. Nilai-nilai tersebut cenderung stagnan dalam 10 – 15 tahun terakhir.
Kemudian, dengan adanya pandemi Covid-19 perlu upaya lebih untuk memperluas jangkauan pemerataan pendidikan di Indonesia.
Menurutnya, ada hikmah yang bisa diambil dari pandemi Covid-19 di sektor pendidikan. Pandemi Covud-19 menunjukan sistem pendidikan nasional saat ini belum sepenuhnya mampu diakses dengan baik oleh semua siswa dari Sabang sampai Marauke.
“Karena belum ada kesetaraan dari sisi infrastruktur pendidikan dan kualitas guru di sejumlah daerah di Indonesia,” pungkasnya.
(Hendrik)