Politik

Wantimpres Sumbang Semua Gaji Guna Bantu Penanganan Covid-19

Channel9.id Jakarta. Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) akan menyumbangkan seluruh gaji guna membantu penanggulangan virus corona.

Wantimpres terdiri dari 9 orang yakni Wiranto, Putri Kus Wisnu Wardani, Dato Sri Tahir, Arifin Panigoro, Sidarto Danusubroto, Agung Laksono, Mardiono Bakar, Soekarwo, dan Habib Luthfi bin Yahya. Masing-masing dari mereka akan menyumbangkan gajinya.

“Kami semua Wantimpres bersepakat untuk menyumbangkan seluruh gaji kami masing-masing sampai dengan bencana Covid-19 ini berlangsung,” tulis pernyataan resmi Wantimpres, Selasa (7/4).

Seluruh gaji itu akan disumbangkan ke tenaga medis. Gaji itu akan diberikan dalam bentuk penyediaan APD dan tempat tinggal yang layak, memberikan masker kain dan vitamin kepada masyarakat.

Selain itu, sumbangan akan digunakan membeli nasi box untuk makan siang atau malam untuk para pekerja harian, seperti pengemudi ojek online (ojol).

Namun, penyaluran sumbangan itu akan disesuaikan dengan pilihan masing-masing Wantimpres. Mereka bebas menentukan penyalurannya, baik secara langsung maupun disalurkan melalui berbagai organisasi yang melakukan gerakan kemanusiaan.

Misalnya, Tahir dan Putri K. Wardhani menyumbangkan gaji mereka dalam bentuk nasi box kepada pekerja ojol dan lainnya yang masih bekerja.

Selain itu, Putri juga menyalurkan dana untuk organisasi yang aktif menyumbang APD dan vitamin untuk para dokter, serta sembako bagi masyarakat yang dirumahkan dari pekerjaannya.

Sementara, Mardiono Bakar menyumbangkan kamar-kamar di kedua hotelnya untuk dihuni petugas medis yang bertugas di Serang, Banten. Lalu, Wiranto, Sidarto, Arifin Panigoro, Agung Laksono, Soekarwo, dan Habib Luthfi bin Yahya melakukan hal serupa melalui jaringan yang dimiliki masing-masing.

Wantimpres berharap, gerakan ini mampu membuat semua komponen bangsa ikut memerangi corona. Pasalnya, corona telah memporak-porandakan banyak negara dalam hal besarnya korban nyawa, korban tenaga medis, serta mengakibatkan dampak ekonomi yang tidak kecil.

“Dampaknya tidak kecil baik bagi pelaku usaha maupun khususnya para pekerja harian yang pendapatannya turun drastis akibat kebijakan WFH (work from home) atau SFH (study from home) untuk mengendalikan penularan,” tulisnya.

(Hendrik)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

9  +  1  =